bakabar.com, JAKARTA – Di era modern, Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan TNI menghadapi ancaman nirmiliter.
Ancaman nonmiliter memiliki karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer. Tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat seperti ancaman militer. Ancaman ini berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi serta keselamatan umum.
“Ditambah potensi bencana alam yang dapat terjadi setiap saat. Ancaman militer dan nirmiliter berubah sehingga TNI harus siap menghadapinya,” tutur Panglima TNI itu dalam amanatnya.
Setiap 5 Oktober, diperingati sebagai hari ulang tahun atau HUT TNI. Tahun ini TNI sudah menginjak usia ke-74.
TNI, kata Hadi, sebagai alat negara tidak terlepas dari perubahan lingkungan strategis yang berkembang dinamis dan semakin kompleks.
“Perkembangan zaman yang begitu pesat telah menciptakan dimensi dan metode peperangan baru. Kemajuan teknologi yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ternyata juga membawa dampak disruptif di berbagai bidang,” kata Hadi.
Kondisi ini kemudian menjadikan konsep peperangan menjadi tidak lagi terbatas dalam batas teritorial. Namun juga masuk ke berbagai dimensi.
Sebagai contoh, perang siber yang disertai perang informasi, walau tidak menghancurkan, namun sangat merusak kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
“Konsep-konsep ini pun mengaburkan filosofi perang konvensional dengan menggeser dimensi waktu, karena perang-perang tersebut terjadi di masa damai,” tutur dia.
Menghadapi kompleksitas ancaman tersebut, Hadi menilai perlu postur TNI ideal yang dibangun sesuai kebijakan pertahanan negara, yang disusun dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.
Baca Juga: Panglima TNI Akan Berkantor di Papua Sampai Kondisi Aman
Baca Juga: Hari Ini, Kapolri dan Panglima TNI Bertolak ke Papua
Baca Juga: Panglima TNI Resmikan Koopssus, Gabungan Pasukan Elite TNI
Editor: Fariz Fadhillah