Kalsel

Dampak Pertambangan, Air Sungai Satui Tak Layak Konsumsi

apahabar.com, BATULICIN – Setelah dipastikan tercemar, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu meminta masyarakat untuk tidak…

Featured-Image
Sejumlah pejabat saat meninjau Sungai Satui beberapa waktu lalu.Foto-istimewa

bakabar.com, BATULICIN – Setelah dipastikan tercemar, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Bumbu meminta masyarakat untuk tidak mengonsumsi air Sungai Satui.

“Air Sungai Satui tercemar dan tidak layak untuk dikonsumsi masyarakat,” ungkap Kepala DLH Tanah Bumbu, Rahmat Prapto Udoyo, kepada bakabar.com, Minggu (13/10).

Ia menyebutkan tercemarnya air tersebut akibat adanya aliran air di jalan hauling PT. Wahana Bharatama Mining yang jebol dan masuk ke Sungai Satui. Tak hanya itu, tercemarnya Sungai Satui juga karena disebabkan oleh sejumlah aktivitas pertambangan dari sejumlah perusahaan lainnya.

“Aliran air tersebut sudah ditutup oleh Wahana, tetapi tidak menutup kemungkinan akan kembali jebol karena itu memang merupakan aliran air,” sebut Rahmat.

Kepastian pencemaran itu berdasarkan dari pengujian dari DLH Tanah Bumbu beberapa waktu lalu. Terkait hal tersebut, kata Rahmat, pihaknya sudah mengirimkan surat ke DLH Provinsi Kalsel dan Dinas ESDM Provinsi Kalsel.

“Untuk DLH Provinsi kami memohonkan review pengelolaan lingkungan di daerah tersebut karena berbatasan dengan dua kabupaten. Sedangkan surat ke Dinas ESDM kami minta agar mereka melihat kembali aktifitas tambang-tambang di sana,” jelasnya.

Seperti diwartakan bakabar.com, pada Senin, 7 Oktober 2019, masyarakat sempat dihebohkan dengan berubahnya warna Sungai Satui menjadi hijau pekat. Ikan-ikan pun banyak yang mati.

Setelah dilakukan penelusuran, DLH Tanah Bumbu menyimpulkan masalah itu muncul akibat dampak pertambangan dari sejumlah perusahaan yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu dan Tanah Laut.

Baca Juga: 3 Jembatan Banyiur Dalam Rampung, Intip Pesan Ibnu Sina

Baca Juga: Sambut Penilaian Desa Wisata, Warga Desa Tiwingan 'Perangi' Sampah

Reporter: Ahc21
Editor: Puja Mandela



Komentar
Banner
Banner