Kalsel

Banyak Nyawa Melayang di Jalan, Ini Aksi Polres Batola

apahabar.com, MARABAHAN – Selain melalui Operasi Zebra Intan, terdapat cara lain yang ditempuh Polres Barito Kuala…

Featured-Image
Salah satu kecelakaan lalu lintas di Jalan Trans Kalimantan yang menyebabkan pengendara meninggal dunia. Foto – Istimewa

bakabar.com, MARABAHAN – Selain melalui Operasi Zebra Intan, terdapat cara lain yang ditempuh Polres Barito Kuala dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas.

Memang angka kecelakaan yang merenggut nyawa pengguna jalan semakin memprihatinkan. Hingga Oktober 2019, sudah 29 nyawa melayang dari 38 kejadian.

Dari 38 kejadian tersebut, 1 mengalami luka berat dan 11 lainnya luka ringan dengan kerugian material mencapai Rp131 juta.

Sebaliknya sepanjang 2018, hanya terjadi 29 kecelakaan yang menewaskan 22 jiwa, 19 luka ringan dan kerugian material sebesar Rp95,5 juta.

Mayoritas kendaraan yang terlibat kecelakaan sepanjang 2019 adalah sepeda motor sebanyak 43 unit, mobil penumpang 9 unit dan mobil barang 10 unit. Pun dibandingkan data 2018, fakta tersebut juga mengalami peningkatan.

Sedangkan dari sisi manusia, kecelakaan terbanyak dialami usia 26 hingga 45 tahun dengan 38 kejadian, kemudian 17 hingga 25 tahun sebanyak 22 kejadian.

Fakta inilah yang mendorong Satlantas Polres Batola menggelar Forum Group Discussion (FGD) bersama instansi terkait, guna merumuskan langkah-langkah penanggulangan, Kamis (24/10).

Salah satu fokus FGD yang antara lain diikuti perwakilan Jasa Raharja, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan dan Dinas Perhubungan itu adalah titik rawan kecelakaan di Batola.

Titik yang paling disorot berada di Jalan H Hassan Basry dan Jalan Trans Kalimantan. Dari sekian kecelakaan sepanjang 2019, mayoritas korban meninggal berada di kawasan tersebut.

“Dalam menyikapi jumlah kecelakaan yang menyebabkan kematian maupun luka-luka, orang harus berpikir lebih luas,” papar Kapolres Batola AKBP Bagus Suseno.

“Kalau orang yang menjadi korban, mungkin dianggap biasa-biasa saja. Tetapi orang harus berpikir seandainya kejadian itu menimpa diri sendiri atau anggota keluarga,” imbuhnya.

Melalui FGD tersebut, disimpulkan bahwa manusia masih menjadi faktor utama penyebab kecelakaan. Salah satunya kesadaran masyarakat terhadap peningkatan jumlah kendaraan dan penggunaan perangkat keselamatan di jalan.

Faktor lain yang mempengaruhi adalah jalan. Ketika kondisi jalan semakin mulus, pengendara justru kerap lupa diri dan tidak memperhatikan kondisi sekitar.

“Untuk faktor manusia, bisa diusahakan melalui edukasi dan penyuluhan keselamatan berkendara berkelanjutan,” papar Bagus.

“Demikian pula jalan. Penanganan yang dapat dilakukan di antaranya pemasangan rambu-rambu. Kami menargetkan eksekusi hasil-hasil FGD ini sudah dapat dilakukan sebulan kedepan,” tandasnya.

Baca Juga: Alasan Bupati Balangan Tak Ditahan Meski Jadi Tersangka

Baca Juga: UPT Pasar Baru Permai Ludes Terbakar Diduga Gara-Gara Server

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Aprianoor



Komentar
Banner
Banner