Tak Berkategori

Tiga Program BI Dorong Penguatan Ekonomi Syariah

apahabar.com, BANJARMASIN – Bank Indonesia terus berupaya untuk memajukan ekonomi syariah. Salah satunya, dicetuskannya kebijakan yang…

Featured-Image
Anggota Dewan Gubernur BI, Rosmaya Hadi meresmikan gelaran Festival Ekonomi Syariah (FESyar) di Hotel Mercure Banjarmasin, Kamis (12/09) malam. Foto-apahabar.com/Rizal Khalqi

bakabar.com, BANJARMASIN – Bank Indonesia terus berupaya untuk memajukan ekonomi syariah. Salah satunya, dicetuskannya kebijakan yang diwujudkan dalam tiga program utama guna menguatkan ekonomi syariah.

“Kebijakan ini nantinya diwujudkan dalam tiga program utama,” ungkap Anggota Dewan Gubernur BI, Rosmaya Hadi dalam sambutan pembukaan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Kawasan Timur Indonesia di Banjarmsin, Kamis (12/9).

Di jelaskannya, pertama, pengembangan ekonomi syariah dengan membesarkan ekosistem halal value chain pada industri halal nasional.

Maksudnya, langkah ini diambil untuk membina dan mendorong produk-produk halal. Seperti makanan, busana muslim, hingga pariwisata halal dapat dipasarkan hingga keluar negeri. Nantinya, sebut Rosmaya, hal ini akan meningkatkan ekspor dan pendapatan devisa.

Lalu yang kedua, BI tengah melakukan pendalaman pasar keuangan syariah. Caranya sebut Rosmaya, yakni dengan mengeluarkan instrumen Sukuk Bank Indonesia (SUKBI), ditujukan untuk mendukung dan memperkuat pengelolaan likuiditas perbankan syariah.

Dan ketiga, BI ungkap Rosmaya akan melakukan kampanye untuk mendorong halal lifestyle yang mendukung halal value chain.

“Peluang Indonesia untuk mendorong ekonomi syariah lebih berkembang lagi masih cukup besar. Dengan strategi, menjadikan penduduk Indonesia yang mayoritas adalah muslim sebagai sumber penggeraknya,” tuturnya.

Maka dari itu, diselengarakanya FESyar KTI yang ketiga kalinya ini, diharapkan bisa menjadi triget para pengusaha berbasis Syariah.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalsel Herawanto mengatakan, dalam sejarahnya Banjarmasin menjadi jalur perkembangan muslim di nusantara. Tentunya, papar Herawanto, masyarakat akan sangat mendukung dengan sistem keuangan syariah.

“Hampir semua tansaksi pasar di Banjarmasin mengunakan sistem keuangan syariah, adanya akad penjual dan pembeli,” timpalnya.

Selain itu, transaksi syariah adalah transaksi yang menguntungkan dua belah pihak, antara penjualan dan pembeli.

Baca Juga: BI Beberkan Alasan Kenapa Indonesia Masih Jadi Konsumen Keuangan Syariah

Baca Juga:FESyar 2019 di Banjarmasin Ditarget Lampaui Rp1,7 T dari Business Matching

Baca Juga: Terbiasa Transaksi Syariah, FESyar KTI 2019 Digelar di Banjarmasin

Baca Juga: BI Kalsel Gelar Video Conference Jelang FESyar KTI 2019

Baca Juga: Kalsel Siap Jadi Tuan Rumah Fesyar 2019 di KTI, Ini Penjelasan BI

Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin



Komentar
Banner
Banner