Kalsel

Penderita ISPA di Batola Berpotensi Meningkat

apahabar.com, MARABAHAN – Ribuan warga Barito Kuala tercatat sudah diserang Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Tidak…

Featured-Image
Meski tidak sepenuhnya mengatasi, penggunaan masker dapat mengurangi efek asap dari pembakaran lahan. Foto-ACT

bakabar.com, MARABAHAN – Ribuan warga Barito Kuala tercatat sudah diserang Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Tidak hanya kabut asap, penyakit ini disebabkan kondisi lain.

Dalam sebulan terakhir, beberapa titik api bermunculan di Batola. Paling parah terjadi di Kecamatan Jejangkit, Kuripan, Tabukan, Marabahan, Rantau Badauh, Bakumpai, Alalak dan Mandastana.

ISPA pun mulai menyerang warga, mengingat udara dikotori asap, terutama sejak subuh hingga pagi. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun sulit menghindar dari penyakit yang menyerang hidung, sinus, faring dan laring ini.

Gejala umum ISPA antara lain hidung tersumbat dan pilek, batuk kering, demam ringan, sakit tenggorokan, sakit kepala ringan, kesulitan bernapas, kulit berwarna kebiruan, dan sinusitis.

“Namun tak hanya asap yang menyebabkan ISPA. Perubahan musim dari hujan ke kemarau juga menyebabkan penyakit ini,” jelas Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Batola, Hj Aida Hairiah, Senin (9/9/2019).

Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Batola sejak Januari hingga Juli 2019 dari 17 Puskesmas, sekitar 13.654 warga berusia 5 tahun keatas terserang ISPA.

Selama tujuh bulan terakhir, serangan terbanyak terjadi sepanjang Januari, Februari dan Mei yang menyentuh angka lebih dari 2.000. Sementara Juni 2019 atau menjelang peningkatan intensitas kabut asap, ISPA diderita 1.998 warga.

Namun khusus pasien berusia 0 hingga 5 tahun, terjadi peningkatan dalam rentang Januari hingga Juli 2019. Angka tertinggi terjadi Februari 2019 sebanyak 1.023.

Kemudian mulai Juli atau menjelang peningkatan intensitas kabut asap, balita yang diserang ISPA di Batola mencapai 955 orang.

“Untuk sementara kami baru mengantongi data hingga Juli 2019. Mengingat situasi sekarang, kenaikan jumlah pasien berpotensi terjadi selama Agustus dan September,” papar Aida.

“Untuk menghindari ISPA, kami menganjurkanwarga menggunakan masker setiap keluar rumah. Tersedia masker gratis yang dapat diambil di Puskesmas terdekat,” imbuhnya.

Selain serangan ISPA, penyakit yang muncul selama pergantian musim adalah diare. Dalam rentang April hingga Juli 2019, tercatat 2.373 warga Batola terserang diare.

“Pola hidup sehat menjadi kunci utama mengantisipasi diare. Seperti menjaga kebersihan lingkungan, BAB di tempat yang seharusnya dan mencuci tangan sebelum makan,” tandas Aida.

Baca Juga: 12.373 Warga Tanbu Terkena ISPA

Baca Juga: 153 Orang Dirawat Karena ISPA, Dinkes Banjar Belum Kantongi Data

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner