Kalsel

Kaltim Ibu Kota, Budayawan Kalsel Cemas Bahasa Banjar Akan Punah!

apahabar.com, BANJARMASIN – Presiden Joko Widodo secara resmi telah mengumumkan perpindahan ibu kota negara ke Kalimantan…

Featured-Image
Ilustrasi salah satu pagelaran seni tari dan dialog berbahasa Banjar. Foto-antara.

bakabar.com, BANJARMASIN – Presiden Joko Widodo secara resmi telah mengumumkan perpindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur (Kaltim).

Perpindahan itu diprediksi akan menggerus budaya daerah yang
berbatasan langsung dengan Kaltim. Salah satunya, Kalsel. Khususnya budaya daerah berupa bahasa Banjar.

“Lama kelamaan bahasa Banjar akan tergerus. Harusnya bahasa Banjar yang mempengaruhi bahasa luar. Seperti halnya, bahasa Betawi yang kental mempengaruhi ibu kota Jakarta,” ucap Budayawan Kalsel, YS Agus Suseno, Sabtu (07/09).

Sejauh ini, peran pemerintah dalam memajukan bahasa Banjar, sebagai budaya daerah dinilai masih minim.

Misalnya, Pemko Banjarmasin yang lebih mengedepankan kerajinan tangan sasirangan dibandingkan pelestarian bahasa Banjar.

“Kurikulum pembelajaran yang memuat bahasa Banjar mulai berkurang,” tegasnya.

Ironisnya lagi, kata Agus, tak ada kepastian hukum terkait pengembangan budaya daerah di Kalsel.

Padahal, DPR RI telah mengesahkan Undang-undang Nomor 05 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

“Ini bisa menjadi payung hukum disusunnya Raperda terkait pelestarian budaya di Kalsel,” tegasnya.

Selama ini, sambung dia, suara seniman dan budayawan di Kalsel seakan dikesampingkan.

Bahkan, tak pernah diikutsertakan dalam pelestarian kebudayaan di Kalsel.

“Sehingga, banyak program pemerintah yang dinilai lepas dari corak budaya Kalsel. Misalnya seperti festival budaya di Tapin beberapa waktu lalu,” bebernya.

“Meski begitu, kita tetap berkarya dan melakukan perlawanan melalui tulisan-tulisan puisi di media sosial,” pungkasnya.

Baca Juga:Kaltim Ibu Kota Negara, Kalsel Bakal Kembangkan Potensi Wisata Religi Makam Abah Guru Sekumpul

Baca Juga:Jadi Misteri, Fenomena Alam Disebut Turut Bantu Padamkan Titik Api di Kalsel

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin



Komentar
Banner
Banner