bakabar.com, BANJARMASIN – Hujan yang tak kunjung turun, mengakibatkan debit sumber air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih berkurang. Imbasnya, terjadi kemasukan air laut (Intrusi).
Bahkan kadar garam telah menembus 2.658 Mg per liter. Angka tersebut sepuluh kali lipat di atas ambang batas dari 250 Mg/liter yang ditentukan Permenkes 492 tahun 2010.
Rasa air yang menjadi asin memaksa PDAM Bandarmasih menyetop produksi Instalasi Pengelohan Air (IPA) air baku Sungai Biru.
Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina membenarkan hal itu. Kualitas air ledeng di kota berjuluk seribu sungai saat ini sedang menurun.
Hal tersebut ditandai dengan tingginya kadar garam yang terus berfluktuatif pada sumber air baku
“Saya mengimbau kepada warga Banjarmasin untuk tidak mengkonsumsi air ledeng. Air dari PDAM hanya untuk mandi dan mencuci saja, karena kadar garamnya yang cukup tinggi,” terang Ibnu di Balai Kota Banjarmasin, Senin (23/9).
Tak hanya mengimbau, Ibnu turut khawatir dengan kondisi yang disebabkan oleh fenomena musim kemarau itu.
Sebab ibukota Provinsi Kalimantan Selatan ini kerap terkena musibah musim kemarau persiklus lima tahunan sekali.
Datang berbarengan dengan Kebakaran Hutan Dan Lahan (Karthula), fenomena yang fokus ke intrusi air laut menyebabkan warga krisis air bersih.
“Semoga Banjarmasin tidak menerima siklus lima tahunan yang sangat parah untuk kondisi air bersih,” tegas Ibnu.
Sementara itu, hujan yang mengguyur Kota Banjarmasin sekali belakangan ini dianggap Ibnu tak berpengaruh nyata terhadap suplai air bersih.
Sebab desakan intrusi air laut yang masuk ke IPA Sungai Biru sangat kuat. Meski dicampur dengan air baku di IPA Sungai Tabuk tetap tidak menurunkan kadar garamnya.
“Kita mengandalkan IPA Sungai Tabuk dan IPA Pramuka. Mudahan mudahan mencukupi saja untuk distribusi air bersih,” katanya.
Humas PDAM Bandarmasih, M Nur Wakhid menyatakan distribusi air bersih di kota seribu sungai masih aman.
“Tim kami terus siaga setiap jam memantau kadar garam di Sungai Martapura,” ujarnya.
Baca Juga:Intrusi Air Laut di Sungai Martapura Tinggi Picu Krisis Air Bersih
Baca Juga:Air Mineral Oke Oce Resmi Beredar di Kalimantan Selatan
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Syarif