Sport

Eks Pemain Geram, Barito Main Jelek

apahabar.com, BANJARMASIN – Kekalahan kembali diderita Barito Putera di kandang sendiri, Rabu (18/09) kemarin. Satu hal…

Featured-Image
Skuat Barito Putera foto bersama sebelum melawan Bhayangkara FC di Stadion Demang Lehman, Martapura. Foto-apahabar.com/Fathurrahman

bakabar.com, BANJARMASIN – Kekalahan kembali diderita Barito Putera di kandang sendiri, Rabu (18/09) kemarin.

Satu hal yang haram terjadi, jika berkaca pada spirit Laskar Antasari sejak dulu.

Kekalahan dari Bhayangkara 1-4, merupakan tamparan kedua. Setelah, sebelumnya Rizky Pora dan kolega juga takluk atas Persipura 0-4, di Stadion Demang Lehman (SDL), Martapura.

Kekalahan itu berbanding terbalik dengan keinginan tim yang begitu berambisi untuk bangkit.

Termasuk dalam setiap kesempatan pelatih, Djadjang Nurjaman dan perwakilan pemain ketika jumpa pers jelang laga.

Pun selepas laga. Evaluasi dan tekad untuk memperbaiki diri juga selalu diutarakan.

Tapi faktanya, dari 19 laga klub yang berdiri sejak 1988 ini sudah mencatat 9 kekalahan. Sisanya 7 kali imbang dan baru meraih 3 kemenangan!

Jika tak percaya, lihat klasemen sementara Shopee Liga 1 2019. Ancaman degradasi makin dekat.

Spekulasi pun muncul, berdasarkan pertanyaan, ada apa dengan Barito? Padahal manajemen telah melakukan perombakan besar. Termasuk mendatangkan Djanur dan pemain asing baru.

Namun Barito sedari awal juga sudah lama dikritik fans. Apalagi kekalahan dari Bhayangkara kemarin. Seperti yang sekarang ramai di media sosial, Facebook dan grup-grup WhatsApp pendukung Barito.

Banyak yang menuding pemain kurang semangat ketika bermain di kandang. Sebagian lagi menilai, justru waktu main di luar kandang lebih baik.

Lalu, ada lagi yang beranggapan, jika masalahanya rumput SDL membuat pemain tampil jelek. Namun, perlu dingat, bukan kah Martapura dan Barito junior
mampu menang di SDL.

Dalih lain, soal kinerja wasit. Tapi, jika soal wasit yang kepimpinannya dipertanyakan, bukan kah sudah sejak dulu. “Tapi jangan ketika kita kalah wasit yang jadi kambing hitam,” tegas mantan pemain Barito, Yusub Luluporo, Kamis (19/09).

Mestinya soal ini kata pria asal Papua yang menetap di Banjarmasin ini, hal demikian sudah bisa diantisipasi.

“Caranya pemain melakukan protek buat dirinya sendiri dan tim, jangan melakukan
pelanggaran. Kita sudah tahu wasit begitu lah, sejak zaman jahiliyah. Kalau kita mengharapkan wasit, tapi tidak melakukan protek, ya seperti itu,” ungkapnya.

Seperti terlihat di laga kemarin, dua pemain Barito terpaksa diusir wasit, Bayu Pradana dan Nazar Nurzaidan.

Diluar soal wasit, tindakan keduanya dinilai Yusub kurang elok.

Khususnya kata Yusub, tindakan Bayu membanting bola dan Nazar yang mengambil kaki lawan.

“Saya tahu kondisi seperti itu dalam keadaan tertekan apalagi ketinggalan, pasti emosi. Tapi jangan lah demikian,” ingat Yusub yang aktif mengikuti setiap laga Barito.

Yusub yang menyaksikan pertandingan di tribun sangat geram. Bahkan botol minuman yang dipegangnya mau dilemparnya. “Saking kesalnya. Tapi saya tahan,” ketusnya.

Selama Barito tanding, Yusub rajin memberikan masukan. Ada sejumlah catatan
untuk Barito.

Selain menyinggung soal spirit pemain, ia juga coba mengkritisi keprofesionalan pemain, hingga tim pelatih dalam memberikan peran ke pemain.

Contohnya Evan Dimas yang dimasukkan ketika Barito butuh pemain untuk mengejar ketinggalan. “Kalau sudah kalah begitu, mestinya masukkan pemain fight, lakukan serangan dengan sisa waktu yang ada,” sesalnya.

Ia pun sedikit mempertanyakan soal posisi Evan Dimas di Barito. “Jika ingin menjadikan Evan play maker, maka disiapkan. Jangan biarkan Evan merebut bola. Tapi sediakan pemain untuk membantu dia. Seperti dulu Frans (Frans Sinatra Huwae), dibantu Fahmi (Fahmi Amirudin),” beber Yusuf.

Di sisi lain, peran dua gelandang jangkar di tengah jadi perhatian Yusub. Menurutnya, kedua pemain itu harus bisa menjaga kedalaman bermain.

Terutama ketika Syamsul Arif dan Rizky Pora menyerang, dua pemain jangkar itu mestinya jadi back-up nya. Pun dengan kedua wing bek Barito yang harus dimaksimalkan.

“Lihat Bhayangkara bermain. Mereka begitu disiplin bermain. Begitu bola lepas, pemain lain cepat melakukan counter. Sebaliknya, Barito sepertinya membiarkan pemain lawan bergerak leluasa. Posisi satu pemain dengan yang lain terlalu jauh,” nilainya.

Selain itu, Yusuf juga menyoroti komunikasi antar pemain. Termasuk tidak ada yang mampu jadi motivator saat tim dalam kondisi ketinggalan. “Semua pemain diam. Pemain ini sebenarnya ada pada kapten tim,” sebutnya.

Tak hanya pemain tengah, kiper pun tak luput dari sorotan Yusub. “Dulu kita punya kiper Ismairi dan Abdillah. Tapi satu sama lain ada kompetisi untuk dimainkan. Sekarang kita punya tiga, jadi cukup untuk pilihan,” ungkap Yusub membandingkan.

Tapi, ia yakin tim pelatih sudah tahun kondisi tim dan apa yang harus dilakukan sekarang.

Jadi terang Yusuf, tak mungkin disalahkan. Tinggal Barito butuh motivator untuk memicu semangat pemain.

Soalnya, menurut pemain yang turut mengantarkan Barito ke semifinal Ligina 1 1994/95 ini, pemain perlu dicambuk. Tujuannya untuk mengerahkan seluruh kemampuannya saat bertanding.

“Mereka digaji untuk latihan dan bermain bagus. Segala fasilitas sudah diberikan manajemen. Jadi seluruh keluarga besar Barito wajar marah. Pemain harus sadar itu,” tegasnya.

Ia pesimis dengan permainan kemarin, Barito dapat bertahan di Liga 1 2019.
Padahal sewaktu melawan Madura United, terang Yusub, Barito bermain baik dan unggul di babak pertama 2-0, walau pun akhirnya berakhir imbang 2-2.

“Saya tidak ingin Barito degradasi. Semua harus bekerja keras. Saya tetap yakin dengan evaluasi tim pelatih, kita bisa keluar dari krisis seperti ini,” pungkasnya.

Selepas melawan Bhayangkara, selanjutnya Barito bertolak ke Jakarta, menantang Persija, Senin (23/09). Setelah itu menjamu Persebaya Surabaya, Sabtu (28/09).

Penjaga gawang Barito, Adhitya Harlan pun berharap mereka segera melupakan kekalahan kali ini. "Setelah ini kita harus fokus di laga selanjutnya melawan Persija," tandasnya.

Baca Juga: Dipermalukan Bhayangkara FC dengan Skor Telak, Djanur Minta Maaf

Baca Juga: Dua Kartu Merah Warnai Kekalahan Barito Dari Bhayangkara

Editor: Ahmad Zainal Muttaqin



Komentar
Banner
Banner