Kalsel

Curhat Ketua BPBD Hadapi ‘Teror’ Api di Banjarmasin

apahabar.com, BANJARMASIN – Julukan kota seribu sungai sepertinya sedang kurang pas disandang Banjarmasin dalam beberapa waktu…

Featured-Image
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Banjarmasin, Drs. H.M. Hilmi saat menerima salah satu sumbangan untuk korban kebakaran Jalan Sulawesi. Foto-apahabar.com/Musnita Sari

bakabar.com, BANJARMASIN - Julukan kota seribu sungai sepertinya sedang kurang pas disandang Banjarmasin dalam beberapa waktu belakang. Bagaimana tidak, rangkaian peristiwa kebakaran mewarnai pemberitaan media hampir setiap harinya. Belum lagi soal dampak kabut asap karhutla yang terus menyebarkan polusi pada kota yang sebentar lagi akan merayakan hari jadi ke 493 ini.

Tentu saja masyarakat yang paling merasakan dampak negatif ini, di sisi lain para petugas dan relawan terus berjibaku dalam memadamkan api yang membara di kota ini. Pemerintah dan para pemangku kepentingan juga tidak kalah sibuk dalam mengupayakan penanggulangan musibah kebakaran. Salah satunya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarmasin.

"Saya sampai sulit tidur beberapa hari ini," ucapKepala Pelaksana (Kalak)BPBDKota Banjarmasin, Drs. HMHilmidi tengah obrolan santainya saat melakukan kunjungan korban kebakaran di Jalan Sulawesi, Senin (16/9) siang.

Hilmi turut menjadi salah satu orang tersibuk ketika sebuah kejadian kebakaran terjadi. Menjadi tugas kewajibannya memang untuk segera melakukan penanggulangan serta menyampaikan informasi secara cepat dan tepat kepada masyarakat mengenai bencana yang terjadi.

"Wah kalau sudah waktu kejadian, masing-masing akan menghubungi. Saya kirim saja (informasi) ke semuanya," kelakarnya.

Musibah memang tidak dapat diterka. Menurutnya, salah satu faktor penyebab maraknya kebakaran adalah faktor alam.

"Kalau sudah di musim kemarau, kendala utama di lapangan adalah air. Termasuk angin kencang," sebutnya.

BPBD Banjarmasin tidak bosannya memberikan himbauan pencegahan musibah kebakaran sejak dahulu kala. Namun menurutnya harus dimulai dari kesadaran masyarakat untuk selalu berhati-hati, sehingga hal itu menjadi kunci utama mengurangi tingkat musibah kebakaran.

"Seperti penggunaan kompor gas, kompor minyak atau kayu bakar. Juga pada penggunaan peralatan listrik. Jangan sampai ditinggalkan," imbaunya.

Hilmi juga memaparkan periode agustus hingga September hari ini, sudah ada 17 kasus kebakaran terjadi.

"10 di bulan Agustus dan 7 di bulan ini. Yang besar-besar lah, yang masuk hitungan kami," Imbuh dia.

Buntut dari besarnya jumlah kebakaran dalam kurun waktu kurang dari dua bulan ini berdampak pada menipisnya anggaran dana bantuan.

"Dari Kesra dan Dinas Sosial mulai kewalahan, karena mungkin anggarannya tidak diperkirakan dengan kejadian-kejadian kebakaran saat ini. Mudah-mudahan yang akan datang akan lebih banyak disediakan," harapnya.

Menutupi kekurangan anggaran, pihaknya memperbolehkan untuk masyarakat yang ingin menggalang dana, terlebih dahulu atas perizinan Dinas Sosial. Dia juga menghimbau para pelaku usaha atau perusahaan untuk ikut berpartisipasi memberikan bantuan.

"Alhamdulillah bahkan kemarin (kebakaran Alalak), ketua dewan sampai turun sendiri memberikan bantuan," katanya mengakhiri.

Baca Juga: Lagi, Kapolda Kalsel Berjibaku Padamkan Api di Lahan Gambut

Baca Juga: KPH Cantung Padamkan Api di Kotabaru, 6 Hektar Lahan Ludes!

Reporter: Musnita Sari
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner