Kalsel

Baragam Dampak Kabut Asap, Warga Sekitar Syamsudin Noor Resah

apahabar.com, BANJARBARU – Kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mengusik kenyamanan masyarakat, termasuk mereka…

Featured-Image
Warga Tegal Arum yang rumahnya dipenuhi debu akibat asap kebakaran dan debu jalan. Foto-apahabar.com/Nurul Mufidah

bakabar.com, BANJARBARU - Kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mengusik kenyamanan masyarakat, termasuk mereka yang tinggal seputar kawasan Bandara Syamsuddin Noor di Banjarbaru.

Dari keterangan Kepala BPBD Kalsel, Wahyuddin, mengakui kabut asap paling parah di wilayah sekitar bandara Syamsudin Noor.

“Jarak pandang paling parah karena kabut asap terjadi di sekitar bandara yang mencapai 50 meter,” ujarnya saat ditemuibakabar.comdi kantor BPBD Kalsel, Banjarbaru, Senin (16/9).

Tukijah, warga Tegal Arum mengaku kabut asap itu membawa dampak besar baginya. Semua keluarganya diserang batuk, bahkan hingga tidak bisa berbicara.

“Saya ke pasar kan malam, kabut masih tipis. Tapi kalau pas pulang jam 4 atau 5 pagi jalan tidak terlihat lantaran tertutup asap. Karena takut, saya berhenti dulu di jalan sampai ada orang lewat atau mulai kelihatan jalan. Kemarin ada mobil masuk ke parit karena nggak kelihatan jalan tadi,” jelas Tukijah sembari mengatakan kesehariannya kini harus mengenakan masker.

Hal yang tak kalah membuat ia dan warga lain kesal, kabut asap itu membuat seisi rumah berdebu. “Nyapu berkali-kali juga percuma, datang terus terus debunya. Apalagi jalannya ini kan belum beraspal jadi doubel (2 kali lipat) debunya,” ungkap Tukijah.

Ia bahkan membiarkan dedaunan kering menutupi halaman rumahnya karena tak berani membakar sampah. “Saya nggak berani bakar-bakar. Ini sampah menumpuk, daun kering juga banyak yang tidak dibakar karena takut. Kami juga dikasih tahu TNI agar tidak membakar sampah," ujarnya lagi.

Selain masalah debu, ia juga mempermasalahkan air. Di Tegal Arum belum ada PDAM masuk, sehingga kebanyakan menggunakan air sumur. Namun karena air sumur di wilayahnya berkarat dan bau membuatnya harus membeli untuk air bersih.

“Beli air saya juga pakai masker, karena PDAM disini belum ada, dan air sumur bau besi ada karatnya jadi beli air sekitar 3 kilometer dari sini,” tandasnya.

Senada dengan Tukijah, warga Bina Putra jalan Lingkar Utara, Beni Suwarsono juga mengatakan hal yang serupa.

“Rumah ada debu terus, asap pastinya masuk rumah. Asap cepat masuk karena rumah saya dinding kayu, bangunan rumah dulu, semenjak sering kebakaran disini saya batuk batuk sampai sekarang tetapi biarpun batuk dan kabut asap, saya tetap pergi ke kebun, yang penting apinya tidak kena tanaman,” ujar pemilik kebun pembibitan ini.

Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, penderita ISPA sejak Januari hingga Agustus 2019, Banjarmasin 771 kasus, Banjarbaru 4.295 kasus, Banjar 4.522 kasus, Tapin 1.008 kasus, HSS 2.090,kasus HST 2.188 kasus, HSU 2.315 kasus, Balangan 1.154 kasus, Tabalong 1.001 kasus, Tala 1.943 kasus, Tanbu 1.292 kasus, Kotabaru 742 kasus, dan Batola 3.042 kasus.

Sedangkan kasus ISPA kelompok umur dibawah 1 sampai 5 tahun di Banjarmasin sebanyak 235 orang, Banjarbaru 883 orang, Banjar 1704 orang, Tapin 314 orang, HSS 530 orang, HST 536 orang, HSU 416 orang, Tabalong 214 orang, Tala 609 orang, Tanbu 475 orang, Kotabaru 318 orang, dan Batola 929 orang.

“ISPA bayi dan balita tertinggi ada di Banjar dengan 1.704 kasus, lalu Batola 929 kasus, Banjarbaru 883 kasus, Tala 609 kasus, HST 536 kasus,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, M Muslim.

Namun pihaknya masih belum dapat mengatakan berapa banyak penderita ISPA di Kalsel yang disebabkan kabut asap.

“Data itu tercatat secara keseluruhan, bukan karena asap saja, kita jika dibandingkan dengan daerah lain, misal Riau, Jambi, Kalbar, kita masih dibawah mereka. Saat ini belum ada darurat terkait hal tersebut, semua dapat diatasi dan ditangani dengan baik oleh petugas,” jelasnya.

Ia juga mengatakan untuk masyarakat yang sudah merasakan sakit akibat asap, bisa segera ke fasilitas kesehatan yang sudah disediakan.

Baca Juga: RSUD Muara Teweh Gratiskan Oksigen Bagi Warga Korban Kabut Asap

Baca Juga: Kabut Asap Makin Parah, Pemerintah di Kalteng Diminta Fasilitasi Salat Istisqa

Reporter: Nurul Mufidah
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner