bakabar.com, MARTAPURA - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun ini masuk kategori mengkhawatirkan. Buktinya 153 orang warga Kabupaten Banjar dirawat karena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Di Kawasan Kabupaten Banjar, kabut asap sangat pekat saat pagi hari. Namun dalam beberapa hari terakhir, kabut menyelimuti bahkan sampai sore hari.
Imbas dari kabut asap tersebut adalah warga yang mulai terserang penyakit ISPA. Dari data yang dihimpun bakabar.comdi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Zalecha Martapura, sejak Juli hingga Agustus, pasien ISPA 153 orang. 113 diantaranya hanya rawat jalan dan 20 orang pasien harus rawat inap.
Meski ratusan positif menderita ISPA, namun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar belum mengantongi data.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, Ikhwansyah mengaku, sejak Juli hingga saat ini pihaknya masih belum menerima laporan resmi terkait adanya pasien penderita ISPA.
“Penderita ISPA memang terdata setiap hari. Namun hingga saat ini laporan resmi belum ada terkait pasien ISPA dampak Karhutla belum ada,” ujar Ikwansyah kepada bakabar.com, Minggu (8/9/2019).
Menurut Ikhawanyah, Dinkes Kabupaten Banjar bersama dengan Tim Kesehatan dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) telah melakukan pertemuan untuk menanggulangi dampak kabut asap bagi kesehatan masyarakat.
Kepada pihak Puskesmas, terutama yang berada di wilayah rawan kabut asap, seperti Gambut dan Kertak Hanyar, diminta untuk menyiapkan masker.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar mengimbau masyarakat agar selalu menggunakan masker saat berada di luar rumah.
“Jika perlu membasahi masker menggunakan air untuk sebagai salah satu cara menghindari ISPA," sarannya.
Baca Juga: Ketika 'Kota Cantik' Diselimuti Kabut Asap, Palangka Raya Perpanjang Status Siaga Karhutla
Baca Juga: Kabut Asap Akibat Karhutla Mulai Meresahkan
Reporter: AHC 15
Editor: Syarif