bakabar.com, MARABAHAN – Maksud Pemkab Batola untuk meningkatkan kinerja Aparatur Sipil Negara dalam rangka menerapkan Tunjangan Tambahan Pegawai (TPP), karenanya bukti kehadiran menggunakan Smart Presensi.
Sayangnya ketika resmi diujicoba mulai Kamis (01/08), Smart Presensi justru mengalami gangguan.
Smart Presensi sebenarnya sudah diperkenalkan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Batola dalam sebulan terakhir.
Beberapa ASN pun sudah menjajal aplikasi tersebut, kendati absensi resmi yang digunakan masih sistem manual.
Semuanya berjalan lancar, sampai kemudian aplikasi tersebut mengalami gangguan di awal masa ujicoba resmi.
Andai pun berhasil diakses, ASN tetap tidak dapat mencatatkan jam kedatangan. Aplikasi tersebut sempat dapat digunakan beberapa sejak pukul 08.15 Wita, sebelum down lagi.
Akibatnya, ASN yang sejatinya datang ke kantor sesuai jadwal sudah dinyatakan terlambat sekitar 10 hingga 30 menit oleh sistem Smart Presensi.
Oleh karena belum bisa digunakan, absensi pun kembali menggunakan sistem manual. Situasi ini dimungkinkan berlanjut hingga Smart Presensi benar-benar dapat digunakan.
Belakangan diketahui jika gangguan Smart Presensi bukan disebabkan sistem. Beberapa pemancar mengalami kerusakan akibat lonjakan arus listrik yang disebabkan sambaran petir ke trafo, Sabtu (27/07) malam.
“Memang aplikasi mengalami overload dalam percobaan resmi. Itu menjadi bahan evaluasi kami, karena Smart Presensi ini masih terus dicoba selama dua bulan kedepan,” papar Irfan Rahmadi, Kepala Bidang Teknologi Komunikasi dan Informatika Diskominfo Batola.
“Selain digunakan ASN dalam waktu bersamaan, penurunan fungsi ini juga disebabkan kerusakan pemancar akibat sambaran petir,” imbuhnya.
Terdapat 16 item yang mengalami kerusakan. Di antaranya 3 buah rocket M5 AC dan touch switch, 10 buah rocket M5, 2 buah hub cisco, serta masing-masing 1 rocket M5 titanium, rocket M5 prism, rocket M2 dan inverter listrik.
“Akhirnya kami menggunakan piranti cadangan selama ujicoba resmi. Namun karena jumlah piranti cadangan tidak mencukupi, terpaksa kami mematikan sistem beberapa SKPD dan kecamatan,” papar Irfan.
“Selama masih menggunakan peralatan cadangan, kami terpaksa hanya menghidupkan sistem online prioritas seperti SIMDa, Smart Presensi dan pelayanan publik lain,” tambahnya.
Penggantian piranti yang rusak sudah diajukan. Bahkan telah disetujui dalam TAPD untuk penambahan anggaran perbaikan.
“Ketika asistensi ke DPRD, usulan kami juga disetujui. Kami berharap anggaran bisa secepatnya dan perbaikan sudah selesai sebelum akhir Agustus 2019,” harap Irfan.
Smart Presensi merupakan aplikasi berbasis Global Positioning System (GPS) yang ditanamkan ke telepon genggam semua ASN struktural.
Pengetatan kehadiran ini merupakan bagian dari rencana Pemkab Batola yang segera menerapkan Tunjangan Tambahan Pegawai (TPP) sejak Oktober 2019.
Berbeda dengan tunjangan daerah yang bersifat flat, tambahan penghasilan dari TPP tergantung dari kinerja. Dalam pemberian TPP, absensi memiliki bobot 40 persen.
Ketepatan waktu absensi masuk maupun pulang turut menentukan bobot kehadiran. Kalau absensi tak tepat waktu, semuanya terakumulasi dan otomatis mengurangi tingkat kehadiran dalam sebulan.
Demi akurasi data, Diskominfo Batola juga sudah mengantisipasi penggunaan Fake GPS yang bisa memanipulasi keberadaan.
“Kalau tetap memaksa menggunakan Fake GPS, smartphone bisa langsung diblokir oleh sistem. Akibatnya smartphone harus diganti dengan yang baru,” tegas Irfan.
Baca Juga: Sejumlah Fraksi di DPRD Barut Soroti Raperda Retribusi Jasa Usaha
Baca Juga: Dusun di Haratai Loksado Bakal Dialiri Listrik
Reporter: Bastian Alkaf
Editor:Ahmad Zainal Muttaqin