bakabar.com, BANJARBARU – Tahura Sultan Adam memang lagi berbenah hal itu sebagai upaya memberikan kenyamanan dan keindahan ekowisata Tahura Sultan Adam Mandiangin, Kalimantan Selatan.
Telah dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan pendopo wisata di Puncak Panorama (dulu tengger) dan pemberian nama bayi mungil rusa sambar oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya di dampingi oleh Kadishut Kalsel Hanif Faisol Nurofiq. Senin (12/08).
Sebelum peletakan batu pertama dan pemberian nama bayi rusa, terlebih dahulu dilakukan doa bersama yang dipimpin oleh salah seorang anggota Polhut Tahura H Rusmadi.
Menteri Pariwisata RI mengucap Bismallah sambil meletakan batu pertama.
“Semoga pembangunan pendopo wisata ini akan berjalan lancar dan berguna bagi semua masyarakat Kalimantan Selatan dan tentunya bagi pengunjung Tahura Sultan Adam,” ujarnya dan diaamiinkan oleh para tamu undangan.
Setelah itu, Arief juga berkunjung ke penangkaran bayi rusa di Tahura Sultan Adam Mandiangin.
Mamalia yang lahir awal Juli 2019 lalu itu dapat dibilang beruntung karena kini sudah memiliki identitas. Arief berkenan menasbihkan nama untuknya, yaitu Tania. Nama yang cantik untuk bayi rusa itu.
Tania dalam bahasa Indonesia memiliki arti elok, dan dalam bahasa Arab memiliki makna berharga.
Nama spontan yang diberika Arief kepada si mungil Tania sebenarnya spontan. Ia sebutkan, kemudian ditulis dan ditanda tangani di atas sebuah prasasti.
Nama adalah doa. Begitulah kira-kira harapan Arief, Ia ingin keberadaan Rusa Sambar tidak lagi langka. Di penangkaran Tahura Sultan Adam, hewan ini akan terus berkembang biak. Melahirkan Tania-Tania muda lain.
"Penangkaran rusa adalah sebagai tempat pembelajaran dan pengenalan. Anak-anak tidak hanya melihat rusa dari gambar dan televisi, tetapi bisa menyaksikan langsung di sini," kata Arief Yahya didampingi Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq.
Usai memberi nama rusa, menteri pariwisata melanjutkan agenda lain. Yaitu pelepasliaran burung belibis dan jalak.
"Semoga, dengan dilepasliarkannya beberapa burung ini, kicauannya akan terus terdengar sepanjang hari. Nuansa alami hutan pegunungan di Tahura ini akan semakin semarak. Biarkan para burung berkembang, jangan diganggu. Apalagi ditangkap," tegasnya.
Baca Juga:Dishut Kalsel Gelar Rakor Penyuluhan RHL
Baca Juga:Dishut Kalsel Sabet Juara di Kategori Pemula Lokal Kejurnas Time Rally 2019
Reporter: Nurul MufidahEditor: Aprianoor