Harjad Banjarmasin

Lestarikan Kain Sasirangan, Utuh dan Aluh Terpilih Punya Tugas Itu

apahabar.com, BANJARMASIN – Grand Final Utuh dan Aluh Sasirangan 2019 yang dilaksanakan di Hotel Aria Barito,…

Featured-Image
Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN - Grand Final Utuh dan Aluh Sasirangan 2019 yang dilaksanakan di Hotel Aria Barito, Banjarmasin, diikuti empat belas orang finalis, yang terdiri 7 orang laki-laki (Utuh) dan 7 orang perempuan (Aluh).

Sebelumnya, jumlah seluruh peserta kegiatan yang dilaksanakan Yayasan Pencinta Sasirangan (YPS) itu berjumlah 106 orang.Setelah dilakukan penyaringan, terpilihlah 14 orang finalis yang masuk dalam malam grand final.

Walikota Banjarmasin Ibnu Sina mengatakan, dengan adanya kegiatan tersebut, selain dapat mempertahankan budaya dan kearifan lokal, secara tidak langsung juga bisa memperkenalkan kain sasirangan kepada khalayak dunia.

Terlebih, lanjutnya, kain yang dulunya khusus dipakai kaum bangsawan Banjar itu, kini semakin banyak motif dan coraknya, sehingga kian diminati semua kalangan.

"Saya kira tidak salah rasanya kalau kemudian kain sasirangan mendunia,dan saat ini berbagai macam inovasi dan kreativitas dilakukan untuk melestarikan kain sasirangan. Mudah-mudahan kain sasirangan tetap lestari sebagai salah satu warisan budaya yang harus kita jaga," ujarnya, saat menyampaikan sambutannya.

Tak lama lagi Kota Banjarmasin akan berusia 493 tahun. Di peringatan hari jadinya nanti, kata Ibnu, Kota Banjarmasin akan kedatangan tamu sebanyak 491 orang kepala daerah, yang tergabung dalam Organisasi City Sanitation Summit (CSS).

Kesempatan tersebut, lanjutnya, bisa digunakan masyarakat kota ini untuk membuat souvenir dan cenderamata.

"Mudah-mudahan kedatangan tamu-tamu ini semakin banyak membawa kesejahteraan dan juga membawa semangat bagi kawan-kawan yang ikut membuat souvenir, oleh-oleh dan juga menjadi cendera mata bagi kawan-kawan kita yang hadir," harapnya.

Sementara itu, Ketua YPS, Agus Sasirangan mengatakan, selain menyelenggarakan kegiatan Utuh dan Aluh Sasirangan, YPS juga bergerak dalam hal pelestarian,

mempromosikan dan juga mengembangkan kain sasirangan.

"Kain sasirangan itu merupakan warisan budaya daerah, jadi kalau bukan kita siapa lagi, kalau tidak sekarang kapan lagi," ucapnya.

Di tahun 2019 ini, katanya, YPS berusia genap 6 tahun, dan seluruh pengurus YPS berkomitmen untuk terus belajar, berproses dan terus memberikan kontribusi dalam hal pelestarian kain sasirangan khas Kalimantan Selatan.

Baca Juga: Semarak 74 Tahun Kemerdekaan RI, Pentas Seni Meriahkan HST

Baca Juga: Raih Prestasi Nasional, Pemerintah Daerah Belum Lirik Gapura Karya Warga Banjarmasin

Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner