Kalsel

Kisah Rizsa Hasan Aman; Bentuk AIMI Kalsel dari Pengalaman Gagal Menyusui

apahabar.com, BANJARMASIN – Berawal dari kegagalannya memberikan ASI Eksklusif bagi buah hati pertamanya pada tahun 2009…

Featured-Image
Ketua AIMI Kalsel, Rizsa Hasan AmanFoto-apahabar.com/Musnita Sari

bakabar.com, BANJARMASIN - Berawal dari kegagalannya memberikan ASI Eksklusif bagi buah hati pertamanya pada tahun 2009 lalu, Rizsa Hasan Aman yang akrab disapa Ica, malah menjadi inspirasi bagi ibu-ibu menyusui se-Kalimantan Selatan.

"Waktu anak saya lahir, saya pikir menyusui itu akan bisa secara alamiah. Ternyata ketika dihadapkan, tidak segampang itu. Saya gagal," ucap Ica kepadabakabar.combelum lama ini.

Sama seperti permasalahan ibu menyusui pada umumnya yaitu ASI tidak keluar, bayi kuning dan sebagainya. Bingung dan minim informasi, Ica pun memutuskan menggunakan susu formula.

"Dukungan dan teknis-teknis dari tenaga kesehatan waktu itu masih kurang tidak seperti sekarang. Akhirnya saya putuskan tetap menyusui dan memberikan susu formula menggunakan dot," ujarnya.

Setelah empat bulan, sang anak berhenti menggunakan dot dan hanya menyusui kepada dirinya. Khawatir tidak mencukupi, Ica pun memutar otak dengan menggali informasi sebanyak mungkin. Akhirnya, lewat grup facebook AIMI, banyak hal yang ia dapatkan seputar menyusui.

"Ketika anak saya berumur satu tahun, baru tahu adanya AIMI. Banyak dokumen di facebook-nya," tutur Ibu dua anak ini.

Dari sana, Wanita kelahiran Banjarmasin 3 April 1980 ini mulai tertarik dan mendalami diri dalam dunia AIMI.

"Saya tidak ingin ibu-ibu yang lain mengalami hal yang sama. Karena kegagalan itu kami (AIMI) tidak ingin mengalami kegalauan yang sama," katanya

Kini ia dipercaya sebagai Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Kalsel. Ica juga berperan sebagai konselor yang memberikan informasi serta memotivasi bagi ibu-ibu menyusui.

"Saya sendiri gabungnya dari awal sebelum terbentuk AIMI. Waktu itu ada facebook group Forum Peduli ASI Kalsel," ucapnya

Bersama dengan anggota grup lainnya, mereka mengajukan diri untuk membentuk AIMI di Kalsel dan akhirnya peresmian dilakukan pada 21 September 2013.

"Pencetus awalnya sekitar 8-10 orang. Ketemu di facebook dan sama-sama berkeinginan untuk membuka AIMI di daerah (Kalsel), akhirnya kami ajukan ke pusat dan terbentuklah," jelasnya.

Untuk terpilih menjadi ketua, ada beberapa tahapan yang dilaluinya. Dimulai dari pemungutan suara hingga mengikuti pelatihan untuk menjadi seorang konselor.

"Jadi yang menjadi ketua daerah adalah seseorang yang jadi konselor menyusui juga. Alhamdulillah 2013 terpilih, 5 tahun kemudian saat musyawarah daerah terpilih lagi menjadi ketua," ungkapnya.

Seorang konselor wajib mengikutipelatihan konseling menyusui selama 40 jam dengan modul dari WHO.Sejauh ini penyelenggaraan hanya berpusat di Jakarta, namun Banjarmasin sempat menyelenggarakannya sekitar tahun 2017.Ada dua penyelenggara yang melaksanakan yaituSentra Laktasi Indonesia(SELASI) dan Perhimpunan PerinatologiIndonesia(PERINASIA).

"Pelatihan itu untuk menjadi konselor menyusui yang tugasnya mengkonseling ibu-ibu. Memberikan informasi yang benar dan akurat untuk memotivasi mereka," jelasnya.

Hingga tahun 2019, kepengurusan AIMI Kalsel berjumlah sekitar 30 orang. Aktif menyebarkan edukasi melalui sosial media hingga akhirnya diikuti oleh ribuan pengikut.

"Tugasnya sama seperti di Pusat. Ada kegiatan kelas menyusui untuk ibu dan ayah, konseling ke rumah, rumah sakit atau perusahaan tergantung permintaan, juga sosialisasi," terangnya.

Selain agenda tetap yaitu kelas menyusui, AIMI Kalsel juga kerap menggelar kegiatan pada hari-hari tertentu seperti Event Hari Ibu atau Hari Kartini. Pada Agustus ini bertepatan dengan Pekan Menyusui Sedunia, AIMI Kalsel juga tidak ketinggalan untuk menggelar acara guna menggaungkan lebih keras tentang gerakan menyusui.

"Tahun ini kami mengadakan Kelas Menyusui untuk tenaga kesehatan dan Seminar memberdayakan keluarga untuk bisa menyusui, sekaligus penandatanganan MoU," sebutnya.

Baca Juga: Heboh 'Mobil Goyang' di Tala, Pelaku Berstatus Mahasiswi

Baca Juga: Gara-Gara Mobil Bergoyang, Sepasang Kekasih Digerebek di Tanah Laut

Reporter: Musnita Sari
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner