bakabar.com, BANJARMASIN – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) bersikukuh mengklaim kondisi udara di Banua masih aman dan belum tercemar.
Meskipun, sebagian wilayah di Kalsel, seperti Tanah Laut (Tala) dikepung kabut asap, akibat dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang kian masif.
“Apakah seluruh wilayah Tanah Laut ada kabut asap? Jangan terlalu menggeneralisir,” ucap Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalsel, Muhammad Ikhlas kepada bakabar.com, Jumat (30/8) malam.
\Apabila melihat AQMS atau alat pemantau kualitas udara dua hari lalu, kata dia, maka kondisi udara di Kalsel masih relatif aman.
“Untuk besaran nilai, maaf tak bisa memberi data. Karena kebetulan hari ini server ada gangguan,” bebernya.
Kendati demikian, kabut asap sedikit banyaknya pasti mengancam pencemaran udara di Kalsel. Apalagi, luasan lahan yang terbakar di Tala sangat memprihatinkan.
“Walaupun intensitas karhutla meningkat, tetapi dapat ditangani Satgas Karhutla,” tegasnya.
Pihaknya mengakui telah melakukan pencegahan pencemaran udara dengan cara rutin mengukur kualitas udara dari sumber yang bergerak seperti kendaraan bermotor.
“Seperti yang kita lakukan di Banjarmasin dan Banjarbaru,” ungkapnya.
Sedangkan upaya lain terkait kabut asap, sambung dia, Pemprov Kalsel telah menjalankan program revolusi hijau, membangun kampung iklim dan lain-lain.
“Itu termasuk upaya pencegahan karhutla,” katanya.
Ia mengimbau, kepada masyarakat Kecamatan Bati-Bati yang terkena dampak kabut asap agar mengurangi aktifitas di luar rumah.
“Kalau terpaksa ke luar, maka baiknya menggunakan masker. Kita juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak membakar lahan untuk pertanian atau perkebunan,” tandasnya.
Baca Juga: Hadapi Karhutla, Kalsel Bentuk Satgas Doa hingga Salat Minta Hujan
Baca Juga: Nyaris ke Pemukiman Warga, Satgas Karhutla Masih Berjibaku Padamkan Api di Tambang Ulang
Reporter: Muhammad Robby
Editor: Syarif