bakabar.com, BANJARMASIN – Berbagai cara dilakukan Tim Karhutla Kalimantan Selatan Sub Satgas 6 Martapura untuk memadamkan api kebakaran lahan di Desa Pejambuan, Sungai Tabuk Martapura, Selasa (13/8/2019) pagi. Di bawah panas terik, semua petugas terus bergotong royong agar titik api segera padam. Bahkan saat selang dipakai rekan, petugas lain tak diam. Mereka coba menjinakkan api dengan ranting pohon.
Meski sukses, namun tim Satgas Karhutla Sub Satgas 6 Martapura sempat alami kesulitan saat memadamkan kebakaran lahan semak beluk di lahan tanah gambut kering tersebut.
Hal itu diakui oleh Dansub Satgas-6 Kodim Martapura Letkol Arm Siswo Budiarto. Menurutnya, yang menjadi kendala paling utama adalah alat yang digunakan untuk proses pemadaman, seperti pompa dan selang air.
“Untuk menanggulangi hal tersebut, kita telah melakukan koordinasi dengan pihak lain, di antaranya Polri, Manggala Agni, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),” tuturnya.
Dikatakan Dandim Martapura, upaya pemadaman akan terus dilakukan sampai api dipastikan padam total. Kemudian dilakukan pendinginan dan dijaga personel agar tidak menjalar ke lokasi lain.
“Dari Kodim dan Koramil kita kerahkan melakukan pemadaman, terutama para Babinsa ya. Mudah-mudahan segera padam, kita terus berusaha dan berdoa,” beber Siswo Budiarto.
Kemudian, untuk mencegah meluasnya kebakaran, pihaknya berupaya menyekat kepala api dengan cara membasahi semak belukar dan gambut.
“Penyekatan kami lakukan di kepala api, supaya tidak meluas. Jadi, semak-semak kami siram dan juga membasahi gambut,” sambung Siswo Budiarto.
Kendala lainnya, tambah dia, kondisi cuaca sangat panas dan angin kencang, sehingga api cepat meluas.
“Kami sepakat bahwa kebakaran yang kali ini terjadi, manusia tidak akan sanggup mengatasinya, tanpa alat bantu dan teknis. Sehingga kami sepakat, akan menggunakan water bombing. Alhamdulillah berjalan lancar,” tandasnya.
Sedangkan untuk mencegah agar tidak terjadi kebakaran kembali personel Satgas juga melaksanakan patroli malam di lokasi rawan kebakaran.
Untuk diketahui, dalam kurun waktu 1 Januari hingga awal Agustus 2019, kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalimantan Selatan (Kalsel) mencapai 318 kasus dengan jumlah kawasan terbakar mencapai 705,28 hektar.
Di Kalsel, jumlah kebakaran hutan lebih minim dibandingkan kebakaran lahan. Berdasarkan data BPBD Kalsel, jumlah kebakaran hutan hanya mencapai 2,25 hektar.
Kebakaran hutan tersebut terjadi di dua wilayah, yaitu di Kabupaten Banjar sebanyak 1 hektar dan Barito Kuala 1,25 hektar.
Sementara untuk kebakaran lahan sangat signifikan, yakni mencapai 316 kasus dengan luas lahan terbakar sekitar 703,03 hektar.
Baca Juga:Dandim 1022 Tanah Bumbu : Karhutla Terjadi Karena Faktor Manusia
Baca Juga: Sambangi Kalsel, Tim Supervisi Karhutla Awasi Peran TNI-Polri dan Pemerintah Daerah
Baca Juga:Polres Banjarbaru Tingkatkan Patroli Pencegahan Karhutla
Reporter: Eddy Andriyanto
Editor: Muhammad Bulkini