bakabar.com, MARABAHAN – Sudah sepekan terakhir, warga Desa Pulau Sugara, Pulau Sewangi dan Pulau Alalak mengeluhkan air PDAM yang nyaris mati total.
Hampir setiap musim kemarau, warga tiga desa di Kecamatan Alalak tersebut selalu kesulitan mendapatkan air bersih.
Kendala paling terasa adalah memenuhi kebutuhan air minum. Sementara mencuci dan mandi masih mungkin menggunakan air Sungai Barito yang sebenarnya sudah berasa sedikit asin.
Namun kesulitan tersebut semakin terasa dalam sepekan terakhir. Semula air sempat mengalir, kendati cukup kecil sampai akhirnya mati sama sekali.
“Sudah sekitar enam hari enam malam air PDAM tidak mengalir,” papar Muhibah, salah seorang warga Pulau Alalak.
“Bahkan meski sudah menunggu hingga pukul 02.00, tetap saja air tidak mengalir. Sampai teguring-guring ulun mehadang di higa kran,” sambungnya.
Akhirnya opsi terakhir adalah membeli air minum dari penjaja air yang diambil dari PDAM Bandarmasih. Satu jerigen berkapasitas 20 liter, ditebus seharga Rp3.000.
“Khusus untuk minum, kami membeli air dari penjaja. Sedangkan mandi dan mencuci, terpaksa menggunakan air Sungai Barito yang mulai asin. Kalau belum terbiasa, mandi air asin mengakibatkan gatal-gatal,” timpal warga lain bernama Noor Rahman
Sementara PDAM Barito Kuala menampik penurunan suplai air kepada tiga desa tersebut disebabkan pengurangan distribusi.
“Memang sekarang kemarau dan kebutuhan masyarakat juga tinggi. Namun penyebab utama kemacetan itu disebabkan pelebaran Jalan Trans Kalimantan di Handil Bakti,” tukas Kasubag Umum PDAM Batola, Sudono, Senin (26/8).
“Kami tidak menyalahkan program nasional tersebut. Tetapi beberapa pipa harus dipindah dan sebagian lain bocor akibat terkena alat berat,” imbuhnya.
Kebocoran itulah yang membuat distribusi dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) 1 dan 2 ke banyak wilayah di Alalak terganggu.
“Terlebih setelah pipa diameter 315 dan 250 milimiter terkena eksavator sekitar sepekan sebelumnya, distribusi air semakin menurun,” tegas Sudono.
Imbas kebocoran pipa 315 itu juga dirasakan warga Kelurahan Alalak dan sebagian desa di Kecamatan Mandastana. Selama tiga hari terakhir, mereka tidak mendapatkan aliran air dari PDAM.
“Kami mengimbau masyarakat bersabar, karena kami juga tidak tinggal diam dan terus melakukan perbaikan,” tandas Sudono.
Baca Juga:Kebakaran Alalak Selatan, Dinsos Kalsel Salurkan Bantuan Ratusan Juta
Baca Juga:Ketua DPRD Banjarmasin Sorot Kebakaran Alalak
Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Syarif