Nasional

Hadapi Karhutla, Kalsel Bentuk Satgas Doa hingga Salat Minta Hujan

apahabar.com, BANJARBARU – Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalimantan Selatan (Kemenag Kalsel) membentuk Satgas Doa. Satgas ini…

Featured-Image
Kekeringan yang terjadi di sejumlah wilayah Kalsel dapat memicu peningkatan potensi kebakaran hutan serta lahan. Foto udara api membakar semak belukar ketika terjadi kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Kamis, 29 Agustus kemarin. Foto-Antara

bakabar.com, BANJARBARU – Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalimantan Selatan (Kemenag Kalsel) membentuk Satgas Doa. Satgas ini akan difungsikan membantu pengendalian musibah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Tugas mereka mengimbau setiap kantor wilayah. Agar bekerjasama dengan alim ulama dan tokoh masyarakat untuk melakukan salat Istiska di madrasah, khususnya yang terdampak karhutla. Satgas juga berperan aktif menggalakkan Salat Sunnah Minta Hujan.

Sekretaris Satgas Doa Karhutla Kalsel Suryan Nahdi mengatakan pembentukan Satgas sebagai upaya Kemenag ikut menjauhkan bala bencana kebakaran lahan.

“Kemampuan manusia di dunia ini memiliki batas. Terus kami harus serahkan kepada Tuhan yang Maha Esa,” ujarnya kepada bakabar.com, Jumat (30/08).

Satgas doa tidak turun langsung ikut memadamkan api, namun lebih untuk menginstruksikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan, para penyuluh agama dan jabatan fungsional untuk memberi pengarahan terkait karhutla di madrasah, tempat ibadah di daerah terdampak.

Adapun titik rawan Karhutla yang dibidik Satgas Doa adalah Kabupaten Tanah Laut, Banjar, Tapin, Barito Kuala, dan Kota Banjarbaru.

“Di setiap kecamatan rata-rata ada delapan hingga sepuluh orang. Ini yang kami minta di majelis taklim untuk berdoa melakukan hal-hal yang di luar batas kemampuan kita,” paparnya.

Melihat kondisi Kalsel saat ini, Suryan mengingatkan untuk terus memanjatkan doa, serta berpasrah diri kepada Tuhan. Cuaca panas yang mendera Kalsel belakangan ini wajar terjadi. BMKG memprediksi puncak kemarau baru akan terjadi Oktober mendatang.

“Jaga ketahanan tubuh dari cuaca yang sangat panas ini dan lakukan usaha, dengan salat sunnah minta hujan,” lanjutnya.

Menurut BPBD Kalsel sampai 29 Agustus kemarin, luasan lahan yang terbakar mencapai 1.858,8 hektar, dengan 747 kasus. Luasan karhutla berpotensi meningkat dari hari ke hari. Sebab, kekeringan ekstrem melanda sejumlah wilayah. Berdasar laporan Dasarian II Agustus 2019, Kalsel mengalami hari tanpa hujan (HTH) dengan kriteria sangat pendek, yakni 1-5 hari hingga kekeringan ekstrem >60 hari sampai dengan updating data.

Hal ini juga ditegaskan oleh Kepala BPBD Kalsel, Wahyudin yang mengatakan bahwa Karhutla hampir setiap hari melanda Banua, sebutan Kalsel.

“Iya kemarin kan ada kebakaran di danau Caramin dan beberapa tempat lainnya dan tiap hari juga selalu ada kejadian kebakaran,” ujar Wahyudin.

Untuk diketahui pada 28 Agustus lalu telah terbit surat edaran Kakanwil Kemenag Provinsi Kalsel tentang tindaklanjut surat edaran Kementerian Agama RI mengenai langkah langkah strategis Kementerian agama dalam menangani masalah pengendalian karhutla.

Baca Juga:Nyaris ke Pemukiman Warga, Satgas Karhutla Masih Berjibaku Padamkan Api di Tambang Ulang

Baca Juga:KPH Cantung Gelar Sosialisasi Pengadaan Tanah dan Pencegahan Karhutla

Baca Juga: Baru Tiga Kasus Karhutla di Kalsel Naik Tahap Penyidikan

Reporter: Nurul Mufidah
Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner