Kalsel

Diduga untuk Chinese, Pembangunan Makam Ditolak Warga, Musyawarah Berujung Buntu

apahabar.com, MARTAPURA – Pembangunan Taman Makam Muslimin Ar Raudah yang rencanannya akan dibangun di Desa Tungkaran,…

Featured-Image
Suasana pertemuan masyarakat dan pengembang pembangunan makam di Balai Rakyat Desa Tungkaran, Martapura, Kabupaten Banjar. Foto-apahabar.com/AHC 15

bakabar.com, MARTAPURA – Pembangunan Taman Makam Muslimin Ar Raudah yang rencanannya akan dibangun di Desa Tungkaran, Kecamatan Martapura Kota, mendapat tantangan dari masyarakat. Pasalnya isu yang yang berkembang di masyarakat, lahan tersebut diperuntukkan bagi makam Chinese.

Sebelumnya, masyarakat mendapat kabar burung bahwa di sana akan dibangun makam chinese atau makam non muslim. Maka, pihak masyarakat pun melaporkan keberatan mereka dengan menulis surat tembusan ke pihak Polres, Bupati, Kodim, dan lainnya.

Pembakal Desa Tungkaran, Muhammad Salman pun mempertemukan pihak kontraktor dengan masyarakat untuk meluruskan permasalahan tersebut di Balai Rakyat.

“Kami sudah memberikan wadah untuk (mereka) bermusyawarah terkait dengan hal tersebut, untuk menemukan titik terang permasalahan,” ujarnya, Minggu malam (25/8).

Dari hasil pertemuan tersebut, warga bernama H. Syairizi (60) menyampaikan, dalam proses pembangunannya, pihak masyarakat tidak diberitahu oleh pihak pengembang. Masyarakat hanya melihat ada pembangunan pagar dan juga spanduk, tapi tidak mengetahui bahwa itu adalah pembangunan makam.

“Kami tidak tau pembangunan apa itu, sebelumnya kami kira bank sampah,” ujarnya.

Selain itu, ada lagi dari pihak masyarakat bernama Ahmad Muhlis (Amat Gundul) yang mengatakan bahwa dirinya takut dibangun makam di areal tersebut, karena akan menjadi angker.

“Saya ini sebenarnya takut dibangun makam di sana, namanya juga psikologi, pasti ada rasa takut, sama saya takut kebun saya nantinya ada sari-sari mayat masuk ke tanaman saya,” ungkapnya.

Menyambut keresahan masyarakat tersebut, Salman menyanggahnya. Dirinya mengungkapkan, pihak pengembang sudah menyebarkan browser tersebut, namun masyarakat tidak cermat dalam mengambil kesimpulan.

“Padahal sebelum dibangun tembok, pihak pengembang sudah membagikan brosur. Terkait dengan pemasangan spanduk, hal tersebut untuk menyanggah bahwa makam yang ingin dibangun adalah makam chinese atau non muslim. Selain itu, terkait dengan pembangunan kuburan, bukankah desa kita ini dikelilingi kuburan," jelasnya.

Pihak pengembang, Pandu pun angkat bicara, terkait dengan keresahan masyarakat. Pihaknya siap melakukan tes laboratorium terkait hasil pertanian di sana, apakah sesuai dengan yang dikhawatirkan masyarakat.

Rapat yang diselenggarakan Minggu malam itu masih belum menemukan kesepakatan antara pengembang dan masyarakat. Rencananya, akan kembali digelar musyawarah susulan pada Senin (26/8/2019) malam ini.

Baca Juga:Intip Persiapan Petugas Makam Pahlawan Jelang 'Renungan Suci' di HUT RI ke-74

Baca Juga:Warga Sekitar Makam Sultan Suriansyah Terima Sapi Kurban dari Kesultanan Banjar

Reporter: AHC 15
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner