Kalsel

Dari Pentol Bakar, Paridah Untung Rp 200 Ribu Per Hari

apahabar.com, MARABAHAN – Tidak tertutup jalan rezeki untuk orang yang mau berusaha. Begitupula dengan Paridah, warga…

Featured-Image
Paridah ketika menerima penghargaan KPM PKH graduasi mandiri sejahtera dari Bupati Hj Noormiliyani AS. Foto – apahabar.com/Bastian Alkaf

bakabar.com, MARABAHAN – Tidak tertutup jalan rezeki untuk orang yang mau berusaha. Begitupula dengan Paridah, warga Gang Keramat, Kelurahan Ulu Benteng, Kecamatan Marabahan.

Paridah yang hanya mengandalkan pekerjaan menggarap lahan pertanian, sempat mengalami kesulitan ekonomi. Terlebih bersama sang suami, Paridah mesti menghidupi enam anak.

Kesulitan itu membuat Parida termasuk di antara ribuan penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) di Barito Kuala.

Jumlah bantuan PKH yang diterima Keluarga Penerima Manfaat (KPM) pun tidak banyak, karena hanya berkisar Rp 1,2 juta hingga Rp 1,5 juta per tahun.

Kecuali memiliki komponen lanjut usia atau disabilitas berat, KPM memperoleh bantuan sebesar Rp 2 juta.

Namun untuk KPM yang ingin membuka usaha, tersedia dana khusus sekitar Rp 25 juta. Dana tersebut disalurkan melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE).

Melalui KUBE tersebut, Parida akhirnya memberanikan diri membuka usaha sendiri berupa berjualan pentol bakar dalam setahun terakhir.

Kebetulan empat dari enam anak Parida yang sudah berkeluarga, lebih dulu berjualan pentol. Pengalaman sang anak semakin membuat Parida bersemangat.

Akhirnya keberanian Parida terbayar tuntas. Sekarang wanita paruh baya ini memperoleh keuntungan bersih sekitar Rp 200 ribu per hari, baik pentol bakar daging sapi maupun ayam.

“Kalau dihitung kotor, pendapatan per hari bisa sampai Rp 400 hingga Rp 500 ribu, terutama kalau sedang berlangsung acara-acara di Marabahan,” jelas Parida.

Parida sendiri sepenuhnya bertugas memproduksi pentol siap bakar. Sementara yang berjualan, diserahkan kepada sang suami.

“Suami saya berjualan setiap pagi di depan SD Ulu Benteng. Kemudian istirahat pertama sekitar pukul 10.00, jualan bergeser ke MTs Marabahan. Sementara istirahat kedua di SMP 1 Marabahan sampai pukul 14.00,” beber Parida.

Setelah menerima penghasilan yang terbilang menetap, Paridah pun keluar dari PKH bersama 758 orang lain dari total 9.766 KPM di Batola.

Sudah berlangsung selama sekitar 11 tahun atau sejak 2008, total bantuan PKH yang beredar di Batola mencapai Rp 65.330.102.548.

Sedangkan sepanjang 2019, dana bantuan yang dialokasikan untuk 17 kecamatan di Batola mencapai Rp 12.055.100.000 dengan jumlah 9.842 KPM.

“Kami selalu berusaha memotivasi keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasar sendiri, setelah menerima PKH dan bantuan usaha,” sahut Fuad Syech, Kepala Dinas Sosial Batola.

Baca Juga:Asiknya Berburu Pakaian Bekas Bermerek di Pasar Pagi Banjarmasin

Baca Juga:Merasa Tertekan, Pemuda di Kotabaru Gantung Diri di Rumah Kontrakan

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Aprianoor



Komentar
Banner
Banner