bakabar.com, MARABAHAN – Rehabilitasi los Pasar Induk Handil Bakti sudah memasuki tahap akhir. Kedepan los tersebut dipakai untuk merelokasi PKL di jalur hijau Trans Kalimantan di Kecamatan Alalak.
Perbaikan los tersebut dikerjakan CV Fhanasa sejak akhir Mei 2019 dengan biaya Rp1.392.976.000. Ditargetkan pekerjaan rampung dalam waktu 180 hari kalender.
Ketika ditinjau Bupati Barito Kuala, Hj Noormiliyani AS, pasca peringatan Hari Koperasi 2019, Jumat (12/07/2019), semua los sudah dicat dan beberapa tangga dalam proses pemasangan keramik.
Begitu sudah rampung, los tersebut tersebut dijadikan relokasi pedagang buah dan pelapak non permanen yang berjualan di jalur hijau Trans Kalimantan, tepatnya di Handil Bakti.
“Kalau sudah dibuatkan tempat sedemikian rupa, kami berharap semua pedagang bersedia menempati los-los tersebut,” ungkap Noormiliyani.
Selain membersihkan jalur hijau dari bentuk kegiatan apapun, relokasi PKL juga dapat memperlancar arus lalu lintas di Handil Bakti, seiring perombakan Jembatan Alalak I yang berlangsung selama sekitar dua tahun kedepan.
Terlebih kawasan yang sekarang ditempati pedagang, termasuk dalam proyek pelebaran jalan Trans Kalimantan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah XI.
“Sebelumnya pedagang mengeluhkan dagangan mereka tidak laku, karena pasar jarang dilalui orang,” timpal Saberi Thanoor, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Batola.
“Namun sekarang semuanya perlahan berubah, karena pasar dilalui jalan poros perumahan dan punya potensi bagus,” imbuhnya.
Baca Juga: PKL Bandel, Pol PP Banjar: Berhadapan dengan Kami!
Pasar Induk Handil Bakti dibangun sejak 2001 dan diresmikan Oktober 2002. Di atas lahan seluas 3 hektare tersebut, terdapat 250 toko, 160 los dan 21 ruko berlantai II, dilengkapi WC umum, mushala, kantor pasar, gudang dan terminal.
Namun pasar tersebut tidak pernah berkembang. Penyebabnya setelah pasar mulai beroperasi, Jembatan Alalak II justru dirobohkan dengan alasan banyak kayu yang mulai dimakan usia.
Padahal jembatan tersebut ikut menghubungkan Pasar Handil Bakti dengan Cemara Raya Banjarmasin. Jembatan itu akhirnya dibangun kembali, setelah bertahun-tahun kemudian.
Akibatnya hampir semua los, toko dan ruko ditinggal pedagang. Aktivitas baru muncul lagi dalam tujuh tahun terakhir, kendati hanya berupa pasar mingguan.
“Kami yakin 160 los yang tersedia dapat menampung semua PKL di Handil Bakti. Segera kami melakukan sosialisasi kepada pedagang,” beber Surono, Kabid Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopperindag) Batola.
Sebenarnya ketika mulai direnovasi, beberapa orang sempat mempertanyakan status mereka sebagai pihak pertama pemilik los.
“Namun kami juga harus meminta bukti-bukti pembayaran dari mereka, termasuk pihak penerima pembayaran tersebut. Terlebih los bukan ditebus, melainkan hanya disewa,” tegas Surono.
Pun sesuai Peraturan Daerah (Perda), tempat berjualan yang tidak aktif dan tak membayar retribusi selama tiga bulan berturut-turut sudah dapat diambilalih pemerintah.
“Nanti los-los itu disewakan dengan biaya Rp2 ribu per meter. Oleh karena los berukuran 2 x 3 meter, biaya sewa per bulan cuma Rp12 ribu,” tandas Surono.
Baca Juga: Alat Timbang Pedagang di Pasar Bakal Diperiksa
Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Syarif