bakabar.com, MARABAHAN – Akibat polemik batas desa, perusahaan sawit PT Tasnida Agro Lestari (PT TAL) dinilai telah mengambil lahan Desa Jambu Baru di Kecamatan Kuripan, Barito Kuala.
Sedianya PT TAL memiliki Hak Guna Usaha (HGU) seluas 30 hektare di Desa Balukung Kecamatan Bakumpai yang bertetangga dengan Jambu Baru.
Namun belakangan PT TAL mulai menggarap lahan di Jambu Baru. Mereka mengklaim lokasi tersebut masih termasuk bagian dari kawasan HGU di Balukung.
Sebaliknya, warga Jambu Baru meyakini PT TAL telah mengambil lahan desa mereka. Pun dikhawatirkan aktivitas perkebunan sawit mengancam ekosistem ikan dan kayu galam yang notabene menjadi sumber pencarian warga setempat.
“Mulai turun-temurun, lahan yang mulai digarap PT TAL itu merupakan tempat warga Jambu Baru beraktivitas,” papar Nasrullah, salah seorang perwakilan warga Jambu Baru.
“Setiap kali kami mempersoalkan batas wilayah, PT TAL selalu mengiyakan. Tapi kemudian mereka tetap mengoperasikan alat-alat berat di wilayah tersebut,” tambahnya.
Baca Juga: Norwegia Tegaskan Tak Tolak Minyak Sawit Indonesia
Selain mengambil lahan desa, warga Jambu Baru sudah bersepakat menolak perkebunan sawit di wilayah mereka.
“Sekarang kami berharap Pemkab Barito Kuala mempertegas batas desa dan menghentikan aktivitas PT TAL di Jambu Baru, sekaligus meminta ganti rugi,” tegas Nasrullah.
“Kami meyakini batas Jambu Baru dan Balukung seharusnya adalah mulai tanggul PT Tri Buana Mas ditarik lurus hingga Sungai Punggu,” sambungnya.
Keinginan warga Jambu Baru sendiri sudah disuarakan kepada DPRD Batola, Rabu (17/07/2019). Mereka menjanjikan persoalan dapat dirampungkan sebelum pelantikan dewan baru.
“Bersama instansi terkait, kami berusaha mencarikan solusi. Sebelum pelantikan dewan baru, masalah ini menjadi atensi utama,” yakin Syarif Faisal, Ketua Komisi III DPRD Batola.
PT TAL merupakan salah satu perusahaan sawit besar yang beroperasi di Batola, selain PT Agri Bumi Sentosa, PT Barito Putera Plantation, PT Anugerah Wateindo, PT Putra Bangun Bersama, PT Tiga Daun Kapuas, PT Anugerah Sawit Andalan dan KSU Mutiara Alam Sejahtera.
Baca Juga: Kelapa Sawit Indonesia Dilirik Peru, Gapki Kalsel: Pasar Potensial
Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Muhammad Bulkini