Kalsel

Minat Baca Indonesia Berada di Peringkat 16 Dunia

apahabar.com, BANJARMASIN – Minat baca masyarakat di Indonesia saat ini berada di peringkat 16 dari 30…

Featured-Image
Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional, Dedi Junaedi didampingi Sekretaris Dispersip Kalsel, M Ramadhan. Foto-apahabar.com/Musnita Sari

bakabar.com, BANJARMASIN - Minat baca masyarakat di Indonesia saat ini berada di peringkat 16 dari 30 negara di dunia. Hal ini disampaikan oleh Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional, Dedi Junaedi di sela acara pembukaan pendidikan dan pelatihan manajemen perpustakaan angkatan VI dan Kepala perpustakaan sekolah angkatan V tahun anggaran 2019 di Hotel Tree Park, Senin (22/7).

"Kalau dulu masih di urutan 60-an, saat ini berdasarkan riset terbaru literasi kita sudah di urutan 16," ucap Dedi.

Pencapaian itu sebutnya didapatkan berkat kerjasama sinergi antara pihak pusat dan perpustakaan Kabupaten/Kota. Dalam hal peningkatan sumber daya manusia di bidang Perpusnas, tahun ini ada 18 provinsi yang difasilitasi melalui anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) termasuk Kalsel yang melakukan Diklat manajemen perpustakaan dan Diklat kepala perpustakaan sekolah.

"Kalau dilihat perpustakaan di Indonesia saat ini lebih dari 3 ribu, lalu ada 170 ribu perpustakaan sekolah, belum lagi perpustakaan khusus. Sedangkan pustakawan PNS hanya 3417, maka Diklat ini untuk meningkatkan bukan hanya kuantitas tapi juga kualitas pustakawannya," papar mantan Sekretaris Utama Perpusnas RI ini.

Tingginya minat baca di Indonesia juga dibenarkan oleh Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kalsel, M Ramadhan. Dari 150 juta pengguna media sosial, sedikitnya 6 jam per minggu digunakan untuk membaca.

"Ini salah satu bukti bahwa minat baca di Indonesia sudah sangat tinggi, baik membaca di media sosial maupun di buku. Kunjungan terhadap perpustakaan juga meningkat, apalagi sekarang di era digital melalui perpustakaan ebook," kata Ramadhan.

Ramadhan menambahkan hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa gerakan perpusnas RI dan perpustakaan Kabupaten/Kota untuk terus meningkatkan literasi.

"Artinya sekarang mereka bisa mensharing apa saja yang dibaca di media sosial. Lewat literasi yang baik, kita juga sudah melewati masa-masa kritis seperti Pilkada atau Pilpres. Rakyat Indonesia sudah cerdas memilah mana itu berita hoaks dan mana yang tidak," ungkapnya.

Baca Juga:Tingkatkan Literasi, Pepusnas RI dan Dispersip Kalsel Adakan Diklat

Baca Juga:Duta Zona Selatan Menangi Atak Diang Batola 2019

Reporter: Musnita Sari
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner