Kalsel

Mengukur Kans Kader Moncong Putih Dampingi Paman Birin

apahabar.com, BANJARMASIN – Dewan Pengurus Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPD PDIP) Kalsel mantap menyodorkan empat…

Featured-Image
Rosehan, menjadi satu dari sederet kader PDI Perjuangan Kalsel yang digadang mendampingi Sahbirin Noor. Foto-apahabar.com/Rifad

bakabar.com, BANJARMASIN – Dewan Pengurus Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPD PDIP) Kalsel mantap menyodorkan empat kader terbaiknya sebagai bakal calon pendamping Sahbirin Noor di Pilgub Kalsel, September 2020 mendatang.

Keempatnya adalah yakni Rosehan Noor Bachri, Syafruddin H Maming, Dr. Sulaiman Umar dan Syaripuddin.

Lantas, bagaimana kans mereka mendampingi sang petahana itu?

Dari perspektif politik, peluang keempatnya masih fifty-fifty. Beda dari sisi pengalaman politik pemerintahan saja. Soal ini, Rosehan NB jelas lebih unggul dibanding calon lain.

Ketua Bappilu DPD PDIP Kalsel ini pernah mengecap empuknya kursi wakil Gubernur Kalsel periode 2005-2010 mendampingi Gubernur Rudy Ariffin.

Sementara Sulaiman Umar merupakan caleg DPR RI terpilih dapil Kalsel 2 dengan raihan suara signifikan.

Pun demikian dengan, Syafruddin H Maming yang merupakan caleg terpilih DPR RI, dan Syaripuddin untuk DPRD Kalsel.

“Semua itu akan menjadi penilaian oleh Sahbirin Noor dalam menentukan siapa yang akan mendampinginya di periode kedua,” ucap Pengamat Politik dan Kebijakan Publik FISIP ULM, Samahudin Muharram, kepada bakabar.com, Jumat pagi.

Terkait kans politik, hasil perolehan suara di Pemilu kemarin tak bisa sepenuhnya dijadikan tolok ukur. Sekalipun dengan modal 12 kursi Golkar, ditambah 8 kursi milik PDIP yang tentunya mendominasi suara parlemen di level provinsi nanti.

Selain itu jadi basis keempat bakal calon yang diusung PDIP tadi juga merupakan basis Paman Birin di Pilgub 2015 silam.

“Sehingga dalam memilih bakal calon wakil gubernur harus melihat dari berbagai macam variabel,” tegasnya.

Dia melihat Paman Birin sudah tentu paham hitung-hitungan itu. “Karena yang tahu sosok wakil seperti apa untuk mendampingi adalah beliau sendiri,” cetusnya.

Mencari kriteria pendamping yang ideal pastinya dengan orang yang mempunyai visi dan misi yang sama. Kemudian, energik dan bisa bekerja sama serta punya pengalaman di pemerintahan.

Terkait keinginan Paman Birin merangkul kaum milenial sebagai pendamping, mantan Ketua KPU Kalsel ini berpendapat hal itu cukup logis. Mengingat banyaknya kader muda potensial asli Banua.

Menariknya, Samahudin menilai yang paling berpotensi sebenarnya adalah Mardani H Maming, Ketua DPD PDIP Kalsel.

Selain memiliki pengalaman politik, Mardani punya modal kuat di sisi pemerintahan. Sebagai mantan bupati Tanah Bumbu dua periode, Mardani juga masih menjabat Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia atau Apkasi.

“Menurut saya paman Birin harus didampingi oleh wakil yang tentunya secara politik dan psikologis tidak menjadi beban bagi beliau. Paman-kan tipe pekerja keras, sehingga butuh wakil yang tidak perlu waktu untuk belajar. Tapi harus sudah siap bergerak bekerja untuk Kalsel,” paparnya.

Selain keempat nama tadi, tak menutup kemungkinan masih banyak partai lain yang akan mendaftarkan kadernya untuk maju di Pilkada 2020 mendatang.

“Mengingat hampir semua tokoh atau ketua partai politik yang signifikan suaranya pada Pileg 2018 lalu ingin melamar menjadi wakil paman Birin,” katanya.

Kemudian, jelas dia, tak menutup kemungkinan juga nanti ada tokoh dari Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, birokrat maupun akademisi muncul.
Sementara dari kalkulasi politik pada hasil Pileg kemarin, yang mana PDIP sebagai runner-up. Memang sejatinya posisi wakil gubernur diisi oleh politikus moncong putih.

Hal itu diutarakan oleh Pengamat Politik dan Kebijakan Publik FISIP ULM, Arif Rahman Hakim.

Namun, yang terpenting pada pencalonan kembali nanti. Paman Birin membutuhkan sosok pendamping yang memiliki kemampuan dalam birokrasi era industri 4.0 atau digital.

Karena tantangan birokrasi ke depan semakin berat. Mereka harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi yang berkembang di masyarakat.

“Jangan sampai birokrasi kalah cepat dengan kemajuan berpikir masyarakat,” katanya.

Contoh sederhana dalam hal pelayanan. Sudah semestinya semua instansi pelayanan menyajikan antrean online dan semua informasi keperluan administrasi bisa diakses melalui internet.

Seperti di rumah sakit. Kalau bisa catatan pengeluaran pasien bisa diakses melalui aplikasi. Jadi ketika hendak ke luar rumah sakit sudah tahu berapa anggaran yang diperlukan.

“Nah, Paman Birin perlu sosok pendamping yang melek teknologi. Sehingga ada tenaga untuk mendorong bawahannya menghasilkan karya-karya yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di zamannya,” paparnya.

Dari keempat calon yang diusulkan PDIP Kalsel, semuanya dinilai mempunyai kemampuan itu.

Tinggal siapa di antara empat nama itu memiliki kemampuan mendistribusikan pemikirannya. Untuk diaplikasikan bawahan dalam menjalankan sistem pemerintahan selama lima tahun ke depan.

“Karena bagaimanapun orang-orang dalam pemerintahan adalah berpendidikan. Orang-orang berpendidikan akan mudah menerima transfer ide-ide atau program-program dari mereka yang berkompeten,” pungkasnya.

Baca Juga: Kandidat Pendamping Paman Birin, PDIP Mantap Daftarkan Empat Nama

Baca Juga:Pilwali Banjarmasin, Hermansyah Siap Merebut Restu PDIP

Baca Juga: H Syaifullah Kembali Pimpin DPC PDIP Balangan, Berikut Susunan Pengurusnya

Baca Juga: Jabat Ketua DPC PDIP Banjarmasin, Modal Awal Muhaimin Maju Pilwali 2020

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner