Kalsel

Catatan Sejarah (3); Urang Banjar Lawan Keganasan Buaya dengan Kekuatan Gaib

apahabar.com, BANJARMASIN – Tingginya intensitas gangguan buaya membuat Urang (orang) Banjar di Kween (Kuin), Banjarmasin serta…

Featured-Image
Proses pemasangan umpan buaya dalam perburuan buaya di Banjarmasin Tahun 1929. Foto-Tropisch Nederland, 1929.

bakabar.com, BANJARMASIN – Tingginya intensitas gangguan buaya membuat Urang (orang) Banjar di Kween (Kuin), Banjarmasin serta daerah lainnya, membuat teknik penangkapan buaya yang dinamakan maalir buaya.

Ketua Lembaga Kajian Sejarah, Sosial dan Budaya Kalimantan (LKS2B), Mansyur menjelaskan, maalir ini sebenarnya seperti memancing buaya dengan pancing yang besar. Ini dilakukan oleh paaliran atau seorang pawang buaya yang mempunyai ilmu khusus dalam menguasai atau menundukkan buaya.

Baca Juga: Catatan Sejarah (2); Ganasnya Buaya di Banjarmasin, Lengah Sedikit Nyawa Taruhannya

Biasanya, lanjutnya, dilakukan ketika ada orang yang ditangkap buaya atau peristiwa terdapat buaya yang mengganggu orang-orang di suatu kampung. Dengan berbagai alat yang digunakan ini dilaksanakan baik berupa peralatan untuk menangkap buaya maupun peralatan magis yang menyertainya, agar buaya tersebut dapat ditangkap.

"Paaliran tersebut biasanya berpakaian yang berwarna kuning khusus untuk paaliran tersebut ketika maaliri buaya tersebut lengkap dengan laung (ikat kepala khas banjar) dan sebagainya," ujarnya.

Alir atau pancing yang diberi umpan makanan buaya tersebut ditempatkan di dalam rakit kecil yang dipasang atau diletakkan di sungai tempat buaya itu berada.

"Paaliran ini merupakan pemimpin dalam menangkap buaya dengan alir tersebut dan dibawa bersama beberapa orang di dalam perahu ketika memasang dan juga menyeret buaya yang telah kena alir tersebut," jelas Mansyur.

Mansyur melanjutkan, jika buaya telah menyambar alir yang diberi umpan itu dan kena, maka pangaliran tadi bersama rombongan menarik tali alir tadi dengan perahu dan menyeret buaya itu, dan kemudian buaya itu dibunuh.

Baca Juga: Catatan Sejarah (1): Ganasnya Buaya di Banjarmasin Tempo Dulu, Puluhan Korban jadi Mangsanya

"Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, biasanya harus dikerjakan dan dipimpin oleh paaliran atau pawang buaya tadi, karena dialah yang mempunyai ilmu untuk menundukkan buaya tersebut, yang lain hanya membantu," ungkap Mansyur.

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner