bakabar.com, BANJARMASIN – Dialog Nasional Pemindahan Ibu Kota di Novotel Banjarbaru, telah berakhir.
Dari sana, banyak tersingkap fakta baru terkait kesiapan Kalimantan Selatan menjadi pengganti DKI Jakarta itu.
Tersohor sebagai Kota Pelabuhan sejak zaman Belanda, Gubernur Kalsel H Sahbirin menyebutkan provinsinya itu terletak di tengah-tengah nusantara.
“Secara infrastruktur dan daya dukung untuk ibu kota baru, kita punya lima bandara, yaitu Bandara Warukin, Bandara Syamsudin Noor, Bandara Bersujud, Bandara Gusti Syamsir Alam, dan Bandara Mekar Putih,” kata Gubernur Kalsel dalam testimoninya.
Provinsinya itu punya wilayah yang bisa dijadikan pelabuhan Samudera, yaitu Pelabuhan Batulicin, Pelabuhan Nasional Trisakti, Pelabuhan Stagen, dan Pelabuhan Internasional Mekar Putih.
Kesiapan infrastruktur lainnya adalah trase kereta api dan jalan bebas hambatan.
“Kita berharap ada konektivitas perkeretaapian di Kalimantan,” jelas dia.
Paman Birin menyebut 70 persen wilayah deliniasi tergolong ke dalam kerawanan rendah terhadap bencana banjir; dan secara sejarah tidak pernah terjadi konflik sosial.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalsel yakin ketersediaan beras tak jadi persoalan lagi. Pasalnya Banua adalah calon lumbung padi nasional.
“Misalnya kita menjadi penyedia beras untuk IKN [Ibu kota negara], menjadi lahan untuk lumbung padi nasional. Kalau ibu kota nanti ada, kita bisa jualan,” jelas Kepala Bappeda Kalsel Nurul Fajar Desira.
Selama ini orang Banjar bertipe pejuang.
“Di mana ada ibu kota, orang Banjar akan 'menyerang' ke situ, berjualan dan berdagang. Saya tidak melihat kerugian di sini," sambung Fajar.
Hal itu tentu selaras dengan sektor ekonomi Kalsel yang juga akan terdongkrak dengan adanya pemindahan pusat pemerintahan.
Sebelumnya, Presiden RI memberi arahan untuk memilih alternatif ketiga, yaitu ke luar Jawa dan harus berada di tengah NKRI untuk memudahkan akses dari seluruh provinsi serta harus dapat mendorong pemerataan antara Kawasan Barat dan Kawasan Timur Indonesia.
Sebelumnya, Kementerian PPN/Bappenas menggelar Dialog Nasional Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN), di Novotel Banjarbaru, Senin (15/7) pagi.
"Menuju Ibu Kota Masa Depan: Smart, Green, Beautiful, dan Sustainable" jadi tema yang diangkat.
Dialog untuk mendapatkan masukan terkait kesiapan Kalsel jadi salah satu calon alternatif, dari perspektif lingkungan hidup serta perspektif sosial dan budaya.
Tampak hadir Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Rudy S. Prawiradinata. Selain Rudy, hadir Gubernur Kalsel Sahbirin Noor sebagai pembicara utama.
Ada pula sebagai pembahas dalam talkshow adalah Rektor Universitas Lambung Mangkurat Sutarto Hadi, Gusti Muhammad Hatta, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintahan Universitas Lambung Mangkurat Taufik Arbain, dan moderator Hendricus Andy Simarmata.
"Pemindahan ibu kota sudah pasti akan di Kalimantan. Di mana pun ibu kota baru akan dibangun, dampaknya ke seluruh Kalimantan akan signifikan. Ini adalah seri Dialog Ibu Kota Negara untuk tiga lokasi di Kalimantan. Setelah dari sini, kami akan ke Palangkaraya dan Balikpapan," jelas Rudy.
Ibu kota dipindahkan ke tengah agar tak Indonesia-sentris. Seimbang terhadap seluruh wilayah Indonesia. Itulah mengapa Kalimantan menjadi pilihan, selain karena lahan yang luas dan relatif aman bencana.
"Pemindahan ibu kota negara akan memacu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan, juga mendorong perdagangan antar wilayah Indonesia," jelasnya seperti diwartakan sebelumnya.
Asal tahu saja, hingga saat ini, Kementerian PPN/Bappenas masih dalam proses merampungkan kajian. Untuk menentukan lokasi pasti pemindahan IKN. Presiden RI Joko Widodo akan mengumumkan lokasi terpilih pada tahun ini.
Baca Juga: Kalimantan Jadi Ibu Kota RI, Cuncung: Dayak Meratus Jangan Khawatir
Baca Juga: Bekas Menteri SBY Wanti-Wanti Rencana Jadikan Kalsel Ibu Kota RI
Baca Juga:Ini Alasan Utama Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan
Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Fariz Fadhillah