bakabar.com, SAMPIT - Tingginya intensitas curah hujan di Desa Barunang Miri dan Desa Bajarau, Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sejak kemarin sore hingga Kamis (13/6/2019) membuat warga khawatir.
Akibat tingginya curah hujan tersebut kedalaman air di dua desa itu kini sudah mencapai kurang lebih satu meter dan jalan yang menjadi akses warga sehari-hari tidak bisa dilewati kendaraan.
Kepala Desa Barunang Miri, Karli mengatakan, sudah ada dua RT dan satu RW di desanya mulai terancam banjir disebabkan hujan terus menerus mengguyur desanya. Selain itu, akses dari Desa Barunang Miri terputus akibat luapan air hujan.
“Jalan tidak bisa dilewati oleh kendaraan baik itu roda dua maupun roda empat. Untuk mencapai dari desa mau ke Parenggean, satu-satunya akses harus memutar melewati jalan perusahaan PT. Uni Primacom sekitar 25 Kilometer, itupun jalannya agak rusak,” terangnya.
Sedangkan Dusun Tandang di Desa Barunang Miri, volume air terus saja naik, “Saya sudah mengingatkan kepada warga untuk tetap siaga," ujar Karli.
Ancaman banjir juga melanda Desa Bajarau. Menurut Kades Bajarau, Sukardi, banjir sudah mencapai satu meter. Hal ini menurutnya akibat dampak dari kiriman wilayah Kecamatan Tualan Hulu dan diperkirakan air terus naik disebabkan hujan masih mengguyur desa dengan deras sejak pagi.
"Saya sudah sampaikan kepada warga agar siaga dan sekarang sudah ada yang membuat katil atau tempat tidur yang lebih tinggi bahannya dari potongan yang tidak terpakai dari tempat pengolahan kayu," ujarnya.
Mengenai peristiwa ini, pihak desa ingin mengajukan atau meminta pada camat untuk penarikan dana siaga bencana. Pihaknya menyebut, dana tersebut untuk keperluan membeli bahan makanan seperti beras, mie dan ikan kaleng.
"Sementara ini kami mencoba menghitung jumlah dana yang diperlukan," jelas Sukardi.
Baca Juga: 4 Desa di Pedalaman Kotim Masih Terendam Banjir
Baca Juga: Banjir Satu Meter, Warga Desa Bakarangan Terisolir
Baca Juga: Demi Mi Instan, Wagub Kaltim Rela Terjang Banjir Sepinggang
Reporter: Ahya Firmasnyah
Editor: Aprianoor