Kalsel

Sungai Amandit Tercemar, Warga HSS Menjerit!

apahabar.com, KANDANGAN – Warga yang tinggal di sekitaran Sungai Amandit mengeluhkan pencemaran air yang diduga berasal…

Featured-Image
Sungai Amandit di Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalsel tercemar limbah tambang pasir dan batu bara. Foto-Istimewa

bakabar.com, KANDANGAN – Warga yang tinggal di sekitaran Sungai Amandit mengeluhkan pencemaran air yang diduga berasal dari limbah pertambangan batu-pasir (Sirtu) dan batu bara. Di satu sisi, pemerintah daerah memastikan takkan tinggal diam mendengar keluhan warganya.

Wahyu, pemuda asal Desa Jelatang Kecamatan Padang Batung merasakan benar dampak air sungai keruh. Objek wisata air yang mengandalkan hulu sungai jadi sepi pengunjung.

Di bantaran sungai yang menjadi ikon wisata andalan HSS dan urat nadi kehidupan warga, kita dapat menemui sejumlah objek wisata air.

Mulai dari wisata air Hinamut di Desa Jelatang, kemudian wisata Lok Bandang di Durian Rabung, dan wisata Banyu Landas di Desa Jembatan Merah. Sejumlah wisata air itu dikelola swadaya oleh warga kecamatan Padang Batung.

“Air keruh sangat berdampak bahkan ada beberapa wisata air yang terganggu karena airnya keruh wisata tersebut ditutup,” kata Wahyu kepada bakabar.com, Rabu siang.

Di desanya, Wahyu dan warga lain sangat bergantung sungai yang melintasi sejumlah kabupaten tersebut. “Sekarang pengunjungnya sudah tak banyak lagi,” ujar dia.

Dikatakan Wahyu lagi, Sungai Amandit kalau airnya keruh dari hujan sangat berbeda, tidak bertanah dan berbau, lalu tidak terlalu lama bersih kembali.

Wahyu berharap semua warga Jelatang dan umumnya yang terdampak selalu menjaga kebersihan agar air Sungai Amandit bisa digunakan kembali.

“Kami masyarakat bukan tidak tahu keruh itu dari mana dan dari apa. Kami tidak ikut campur urusan limbah, yang penting air Sungai Amandit harus selalu bersih,” jelas Wahyu.

Menanggapi keluhan warga, Wakil Bupati Syamsuri Arsyad yang juga ketua tim khusus Penanganan Penurunan Kualitas Air Amandit angkat bicara.

Mewakili pemerintah daerah, Syamsuri tak kalah prihatin sekaligus khawatir terkait pencemaran yang terjadi belakangan waktu ini.

“Kami sudah kirim surat bantuan pengawasan sungai, serta surat laporan sungai kotorke Dinas Pertambangan Provinsi Kalimantan Selatan, maupun Inspektur Tambang dengan tembusan ke Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan,” jelas dia.

Merespon kasus pencemaran ini, Pemkab setempat membentuk tim khusus yang diisi Dinas LH, Dinas Kesehatan, Dinas PU serta dinas terkait lainnya.

“Jangan dikira kami tidak peduli dan merasa nyaman air Sungai Amandit tidak pernah bersih bersih,” jelas Syamsuri kepada bakabar.com, Selasa siang.

Senada, Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup HSS, Saputra memastikan pihaknya terus melakukan pengawasan rutin.

“Pengawasan terhadap kegiatan penambangan batu bara yang memiliki izin. Terutama terkait pembuangan air limbah agar tidak melebihi ambang batas tingkat kekeruhan yang diizinkan,” ujar dia.

Dugaan tercemarnya Sungai Amandit yang menjadi sumber urat nadi warga akibat aktivitas pertambangan memantik reaksi keras Komisi III DPRD Hulu Sungai Selatan (HSS) Muhlis Ridani.

Sungai di lereng Pegunungan Meratus yang juga menjadi arena arung jeram atau Bamboo Rafting itu diduga kuat tercemar limbah tambang pasir-batu (Sirtu) dan batu bara. Pencemaran ini membuat aliran sungai menjadi keruh, dan berwarna kuning pekat.

Usai warganya menjerit, delapan anggota dewan di komisi infrastruktur, pembangunan, lingkungan hidup dan keuangan, langsung menyidak area PT Antang Gunung Meratus (PT AGM) di Ida Manggala Kecamatan Sungai Raya, Selasa (25/6) kemarin. Perusahaan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara atau PKP2B itu merupakan salah satu perusahaan yang diduga kuat turut andil dalam tercemarnya Sungai Amandit.

"Kami sidak langsung ke lapangan untuk menindaklanjuti aspirasi masyarakat. Sekaligus melihat secara langsung instalasi pembuangan air limbah PT AGM," kata Sekretaris Komisi II DPRD HSS Muhlis Ridani, kepada bakabar.com, Rabu siang.

Saat berada di sana, rombongan disambut oleh External Affairs PT AGM Benito Mangkusubroto. Mereka langsung diperlihatkan bagaimana tes air sungai di areal PT AGM.

Hasilnya, pH atau derajat keasaman dan intesitas debit air dalam batasan aman. Itu dikuatkan berdasarkan lampiran surat Dinas Kesehatan HSS.

"Intinya pembuangan limbah oleh PT AGM dalam tahapan aman," katanya.

Lantas, politikus Golkar ini menunjuk ke arah Sungai Keminting menuju Sungai Amandit, di mana area tersebut terindikasi banyak terdapat aktivitas pertambangan ilegal.

"Diduga adanya penambangan tanpa izin di area tanpa izin di Sungai Keminting di daerah kecamatan Sungai Raya. Sungai Keminting ini alirannya ke Sungai Amandit," terang Muhlis.

Dirinya memastikan, hasil sidak baru tadi bakal diteruskan ke Pemkab HSS, kepolisian, dan juga Dinas ESDM Kalsel. "Mereka yang berwenang," jelas dia.

Baca Juga: DPRD HSS Setujui Raperda Pertanggungjawaban APBD 2018

Baca Juga: Peserta MTQ Ke-47 HSS Dilepas

Reporter: Ahc01
Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner