Sport

Pulang dari Inggris, Ucok Siap Berbagi Ilmu di Skuat Barito

apahabar.com, BANJARMASIN – Prestasi Barito Putera di tahun 2018 memang layak diperhitungkan. Khususnya bagi akademi usia…

Featured-Image
Pelatih Barito Putera U18, Ilham Romadhona. Foto-Instagram.

bakabar.com, BANJARMASIN – Prestasi Barito Putera di tahun 2018 memang layak diperhitungkan. Khususnya bagi akademi usia muda yang berlaga di Liga 1 Elite Pro Academy U-16 dan U-19.

Jika Barito Putera U-19 mampu meraih peringkat ketiga dalam kompetisi tahunan itu, sementara untuk Barito U-16, Laskar Antasari memiliki jumlah pemain terbanyak yang terpilih untuk mengikuti program Garuda Select.

Mereka yakni Amiruddin Bagas Kaffa, Amiruddin Bagus Kahfi, Mochammad Yudha Febrian, David Maulana, serta Alif Jaelani Ruslan.

Kelima pemain tersebut turut membawa Barito Putera U-16 melaju ke babak semifinal Elite Pro Academy di bawah asuhan pelatih Ilham Romadhona.

Maka tak salah jika Ilham mendapat kesempatan untuk magang dan menjadi pelatih pendamping Garuda Select di Inggris.

Sejak Januari lalu, para pemain Garuda Select yang didampingi Ilham Romadhona telah melakukan serangkaian program latihan dan ujicoba di bawah arahan dua pelatih kenamaan, Dennis Wise dan Des Walker.

Sejumlah akademi sepak bola muda Inggris turut menjadi lawan tanding yang sekaligus membuat program Garuda Select menjadi salah satu yang terbaik, sebab mampu menghadirkan laga pamungkas kontra Arsenal U-16, Leicester City U-17, hingga Chelsea U-16.

Pengalaman menghadapi beberapa tim terbaik Inggris menjadi modal berharga bagi para pesepakbola muda Indonesia itu, bahkan juga turut menjadi bekal yang baik bagi Ilham Romadhona untuk diterapkan dalam tim Barito Putera, sebagaimana ia masih akan mendampingi Bagas Kaffa dan kawan-kawan yang telah naik kasta ke tim Barito Putera U-18.

Menurut Ucok begitu Ilham Romadhona kerap disapa, terdapat sejumlah perbedaan yang diterapkan dalam kepelatihan sepak bola Inggris dari Dennis Wise dan Des Walker ketika masih bersama-sama membentuk Garuda Select.

Selain menggembleng pemain untuk terus disiplin, dua pelatih asal Inggris itu juga menekankan agar para pemain dapat memposisikan diri dan mengatur ritme ketika harus bermain individu maupun tim.

"Yang saya dapat dari Inggris itu bagaimana disiplinnya, cara bermain baik secara individu maupun secara tim, poin ini yang paling menonjol selama belajar di Inggris. Bisa jadi karena betapa sulitnya menghadapi pemain-pemain berpostur besar dengan kekuatan fisik yang mumpuni," ungkap Ilham.

Ya, jika melihat lawan tanding dari Negeri Britania Raya, postur tubuh penggawa Garuda Select memang secara umum lebih kecil dari lawannya.

Pengalaman ini sangat berguna jika Garuda Select menghadapi laga internasional dan menghadapi pemain yang umumnya secara fisik lebih unggul dari pemain Indonesia.

Namun Ilham Romadhona juga mengaku akan menerapkan ilmu tersebut di tubuh Barito Putera U-18, meski lawan yang akan dihadapi masih sesama pemain lokal.

Untuk itu, ia optimis dapat membawa anak asuhnya menguasai kompetisi dan membuat karakter yang baik dalam bermain sepak bola.

"Setiap target inginnya juara, optimis harus, tapi perlu diingat menurut saya siapapun pelatih tidak bisa menjamin tim itu bisa juara, tapi membuat tim menjadi baik dan berbeda, memiliki karakter, itu bisa dilakukan, inshaallah," tambahnya.

Selain soal teknis di lapangan, pelatih yang akrab disapa Ucok itu juga siap menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik yang didapatnya dari Inggris untuk menjadikan kompetisi sepak bola di Indonesia lebih baik lagi.

Misalnya dalam beberapa kesempatan Garuda Select menonton pertandingan dari tribun stadion, nampak jelas perbedaan budaya suporter tim sepak bola Indonesia dan Inggris.

"Banyak hal yang bisa didapat ya, selain banyak belajar tentang sepak bola Inggris terkini, juga melihat penonton sangat tertib, mendukung timnya dengan sangat fanatik, tapi tetap tertib, tidak ada lemparan bahkan sampah-sampah juga pada tempatnya," paparnya.

Meski ini merupakan pekerjaan berat mengingat keberagaman suporter Indonesia, Ilham mengaku akan memulai kebiasaan baik ini terlebih dahulu bagi keluarga besar Barito Putera, baik tim senior maupun junior, khususnya bagi Barito Mania yang dikenal memiliki loyalitas untuk klub, agar tetap bersikap santun dan tidak terpancing provokasi saat menghadapi rivalitas dalam laga kandang maupun tandang.

Prestasi tahun lalu yang didapat Barito Putera sebagai tim paling fairplay di Liga 1 2018, bisa saja kali ini akan disusul oleh prestasi lainnya, misalnya suporter terbaik atau bahkan juara Liga 1 2019.

Baca Juga: Pelatih dan Lima Pemain Barito Junior Timba Ilmu ke Inggris

Reporter: Ahc02
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin



Komentar
Banner
Banner