bakabar.com, BANJARMASIN – Pemerintah sudah bulat untuk memindahkan ibukota negara dari Jakarta ke wilayah lain di luar Jawa. Namun sepertinya bukan Kalsel, melainkan Kalteng atau Kaltim.
"Sekarang alternatifnya sudah mengerucut pada dua lokasi, yakni di Kaltim atau di Kalteng. Namun pusat akan menentukan pilihannya di Bukit Soeharto, Kecamatan Samboja, jika Pemprov Kaltim melakukan lima langkah strategis," ujar Pengamat ekonomi yang juga Ketua Pusat Kajian Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah, Universitas Mulawarman Samarinda Aji Sofyan Effendi, belum lama ini.
Perlahan, awan mimpi menjadi ibukota mulai menyingkir dari Kalsel seiring kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Bukit Soeharto, Kalimantan Timur, dan Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Selasa 25 Mei lalu. Membawa sejumlah menterinya, Kaltim menjadi lokasi pertama yang dikunjungi.
"Saya melihat di sini semuanya sangat mendukung. Kebetulan lokasinya di tengah jalan tol Balikpapan-Samarinda. Di Balikpapan ada airportnya, Samarinda ada airportnya. Jadi (lebih hemat) tidak perlu buat airport lagi. Pelabuhan (internasional) juga ada di Balikpapan," kata Jokowi kepada awak media ini.
Tak kalah dengan Kaltim, Jokowi menilai Kalteng juga memenuhi kriteria menjadi Jakarta baru dari sisi luas lahan.
Lantas bagaimana dengan Kalsel?
Tak kalah dengan Kalteng, provinsi tertua di pulau Kalimantan ini sebenarnya mempunyai potensi lahan yang cukup untuk menjadi Ibu Kota Negara Indonesia.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor bahkan memastikan 300 hektare lahan sudah disiapkan guna mendukung rencana pusat tersebut. Berada di Kabupaten Tanah Bumbu, lahan yang disediakan minim risiko bencana.
“Kami siap membantu segala apa yang diperlukan,” ujar Paman Birin, sapaan akrabnya, belum lama ini.
Dijumpai usai buka bersama kemarin, Paman Birin mengatakan Kalsel memiliki potensi alam dan masyarakat yang ramah tamah kepada setiap pendatang.
“Secara geografis dan potensi alam sangat mendukung untuk dijadikan ibukota negara. Akses ke berbagai daerah di Indonesia juga mudah baik lewat laut dan udara,” ujarnya.
Tak begitu saja, lanjutnya bahwa budaya saling menghormati dan menghargai terhadap orang lain juga menjadi faktor kuat mengapa Kalsel memiliki potensi itu.
“Budaya merupakan adat Banua untuk mencari kesuksesan di luar kampung. Mereka harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Hal inilah yang membuat warga kita selalu welcome dengan pendatang,” terangnya.
Paman Birin sapaan akrabnya menilai jika Provinsi yang dipimpin terpilih sebagai ibukota negara, pastinya pembangunan akan semakin cepat.
“Apabila Kalsel menjadi Ibukota, maka akan terjadi percepatan yang luar biasa,” ungkapnya.
Ditambah bahwa dengan perpindahan ke Kalsel, maka negara lebih cocok karena ibukota berada tepat di tengah wilayah.
“Akses di tengah tengah negara Indonesia sehingga sangat mudah terjangkau di daerah lain di Indonesia,” ungkapnya.
Secara geografis dan geopolitik lokasi Tanah Bumbu atau Kotabaru sangat strategis dari Pulau Jawa, Sumatera, Papua, Sulawesi menggunakan jalur laut maupun udara.
Selain itu, letak Tanbu, juga berada dekat dengan laut lepas, seperti Laut Jawa dan Laut Sulawesi, sebagai identitas Indonesia, yakni negara maritim.
Baca Juga: Calon Kuat Ketua DPRD Kalsel, Paman Birin Dua Kali Sebut Supian HK
Baca Juga: Jelang Pilgub Kalsel 2020, Mungkinkah Paman Birin Melawan Kotak Kosong?
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Fariz Fadhillah