bakabar.com, PARINGIN - Selama ini muncul persepsi semua orang Dayak yang ada di Kabupaten Balangan adalah Dayak Meratus. Rupanya anggapan itu tak sepenuhnya benar.
Ada empat Sub Etnis dayak yang mendiami wilayah Meratus, salah satunya Kecamatan Halong dan Kecamatan Tebing Tinggi di kabupaten berjuluk Bumi Sanggam itu.
Baca Juga: Save Meratus, Ulama HST Mantap Haramkan Pertambangan Batu Bara
Balangan menjadi salah satu dari delapan daerah yang dilintasi kawasan pegunungan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi itu.
Empat sub etnis dayak itu, kata Sekretaris Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Balangan, Eter Nabiring, adalah Dayak Deah, Dayak Kapul di Halong dan Dayak Pitap, serta Dayak Bukit di Tebing Tinggi.
“Dari empat sub etnis ini ada perbedan aruh adat. Misalkan Dayak Deah di Halong, antara ritual kematian dan ritual bercocok tanam saling melengkapi atau bisa dikatakan tidak ada yang dominan,” jelas dia, saat bincang ringan dengan bakabar.com, belum lama ini.
Aruh adat merupakan ritual suci. Tujuannya, meminta keselamatan, rezeki, hingga kesehatan. Yang paling terkenal dari komunitas Dayak Halong ialah Aruh Baharin. Pesta syukuran panen padi sesaat pasca-musim panen.
“Namun Dayak Pitap di Tebing Tinggi [Ritual adat] terkait prosesi bercocok tanam menjadi ritual adat yang lebih dominan dibanding dengan ritual adat lainnya. Salah satu ritual adat atau aruh adat yang dilaksanakan yakni, Aruh Bawanang yang disebut juga Aruh Ganal yang merupakan wujud syukur dengah hasil pertanian berupa padi,” sambung Eter.
Masing-masing suku Dayak juga memiliki bahasa yang berbeda-beda. “Mereka mempunyai bahasa tersendiri,” terangnya Eter.
"Meski semua sub etnis dayak meratus di Kabupaten Balangan ini berbeda-beda namun tetap mempunyai satu kesatuan baik secara kewilayahan maupun secara kehidupan sosial, budaya dan agama,'' pungkasnya.
Baca Juga: Gaet Ulama dan Mahasiswa, Gaung Save Meratus Makin Kencang
Reporter: Ahc08
Editor: Fariz Fadhillah