Kalsel

Balai Bahasa: Berita apahabar.com Mudah Dipahami

apahabar.com, MARABAHAN – Belum setahun eksis, apahabar.com mendapat ponten positif dari peneliti Balai Bahasa Kalimantan Selatan….

Featured-Image
Balai Bahasa Kalimantan Selatan menggelar diskusi penggunaan Bahasa Indonesia di media massa. Foto-apahabar.com/Bastian

bakabar.com, MARABAHAN – Belum setahun eksis, bakabar.com mendapat ponten positif dari peneliti Balai Bahasa Kalimantan Selatan.

Balai Bahasa Kalsel sedang gencar mengampanyekan penggunaan Bahasa Indonesia di media massa melalui diskusi kelompok terpumpun bersama jurnalis.

Baca Juga: Mahasiswa Uniska Kunjungi Dapur bakabar.com

Setelah mendatangi beberapa kabupaten/kota, mereka kemudian menyambangi Barito Kuala, Rabu hingga Kamis (26-27/06/2019).

Diikuti sekitar 30 jurnalis dari berbagai media cetak, elektronik dan daring yang berada di Batola, diskusi berlangsung di Aula Mufakat.

“Bagaimanapun jurnalis memiliki pengaruh besar membentuk opini masyarakat,” papar Iman Budi Utomo, Kepala Balai Bahasa Kalsel.

“Oleh karena itu, jurnalis mesti mampu menjadi contoh praktik penggunaan bahasa yang baik melalui tulisan-tulisan mereka,” imbuhnya.

Melalui diskusi tersebut, Balai Bahasa juga memaparkan hasil penelitian mereka terhadap penggunaan bahasa media-media di Kalimantan Selatan.

Mereka mengambil sampel 164 berita yang dirilis sepanjang Maret 2019. Semua berita bersumber dari 15 media massa dengan 90 berita di antaranya diambil melalui media daring, termasuk bakabar.com.

Ternyata berita-berita dari bakabar.com mendapat kesan positif dari peneliti Balai Bahasa Kalsel. Pun penyampaian berita dari media yang baru eksis beberapa bulan ini lebih mudah dipahami.

“Berdasarkan penilaian subjekif, berita bakabar.com cukup bagus. Bahasa yang digunakan sederhana dan sedikit kesalahan,” jelas Anasabiqatul Husna, salah seorang peneliti Balai Bahasa Kalsel.

“Ketika beberapa media menyampaikan berita yang sama, bakabar.com tampil dengan bahasa berbeda dan mudah dipahami,” imbuhnya.

Melalui hasil penelitian tersebut, kesalahan yang umum terjadi antara lain struktur kalimat, pemilihan kata dan pemakaian tanda baca.

Dalam kasus pemilihan kata, beberapa media masih menggunakan bahasa asing yang sudah memiliki padanan Bahasa Indonesia.

“Termasuk penggunaan istilah tidak baku, penggunaan kata yang memiliki makna kurang tepat dan kata-kata mubazir,” tambah Ana.

Meski demikian, Balai Bahasa tetap menyerahkan sepenuhnya kebijakan penggunaan bahasa yang baik dan benar kepada media masing-masing.

“Memang bahasa media terbilang unik. Terutama media cetak dan daring, bahasa media adalah bahasa lisan yang dituliskan,” tutup Ana.

Baca Juga: BM Rumah Zakat Kalsel Kunjungi bakabar.com

Reporter: AHC13
Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner