bakabar.com, SAMARINDA – Permasalahan banjir di Samarinda mendapat atensi khusus dari Pemprov Kaltim. Didukung alokasi anggaran yang cukup, Gubernur Isran Noor meminta Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kaltim melakukan aksi nyata.
"Tidak teori lagi, tapi langsung action. Itu yang dimau Pak Isran. Jadi Dinas PU harus bergerak cepat. Karena untuk APBD murni 2019 akan berlanjut di perubahan hingga murni 2020. Kita akan konsen untuk penanggulangan banjir," jelas Kepala Bappeda Kaltim Zairin Zain, dikutip bakabar.com dari laman resmi Pemprov Kaltim, Selasa.
Banjir Samarinda menjadi bahasan pokok dalam rapat koordinasi pengendalian banjir Kota Samarinda di ruang Geospatial Support Command Center (GSCC) Bappeda Kaltim Jalan Kusuma Bangsa Samarinda, awal pekan tadi.
Selain Zairin, ada Sekkot Samarinda Sugeng Chairudin dan Ketua Tim Gubernur Untuk Pengawalan Percepatan Pembangunan (TGUP3) Adi Buhari Muslim.
Untuk keputusan untuk mem-backup anggaran penanggulangan banjir di Kota Tepian, hadir pula Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kaltim dan TAPD Kota Samarinda.
Berkolaborasi antara pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III, Pemprov Kaltim dan Pemkot Samarinda, rencana penanggulangan banjir jangka pendek dan dananya sudah disiapkan.
Antara lain, normalisasi Sungai Karang Mumus (SKM) dan anak sungai lainnya yang masuk dalam masterplan penanggulangan banjir kota Samarinda. Kemudian, revitalisasi kolam retensi Vorvoo dan RSUD AW Syahranie. Normalisasi sungai Talang Sari. Penetapan sempadan Bendungan Lempake. Penyusunan rencana tindak darurat (RTD) Bendungan Lempake. Juga, pembangunan embung serbaguna Sempaja dan penyelesaian peningkatan Bendungan Benanga.
Asisten Administrasi Umum Setprov Kaltim H Bere Ali menegaskan masyarakat tak perlu meragukan komitmen pemerintah lagi. Sedari dulu, pihaknya telah berupaya mengatasi permasalahan banjir Kaltim, tak terkecuali Samarinda.
“Jangan ragukan komitmen kami,” jelas Bere.
Alokasi anggaran kepada Pemkot Samarinda, kata dia, untuk normalisasi banjir di ibukota jadi salah satu contoh.
Menurutnya, dukungan melalui program normalisasi banjir di wilayah Lambung Mangkurat Samarinda terbukti berjalan baik. Termasuk dibeberapa titik yang sudah dilakukan pembangunan normalisasi di ibukota.
Masyarakat diminta bersikap bijak menyikapi kondisi cuaca ekstrem. Karena, kata dia, cuaca ikut memengaruhi. Manakala curah hujan meningkat, maka debit air sungai maupun di penampungan resapan air naik bahkan meluap.
“Jadi, cuaca harus diperhatikan. sehingga permasalahan bukan menjadi kesalahan pemerintah. Tetapi bagaimana bijak menyikapi kondisi cuaca jadi perhatian bersama,” ungkapnya
Melanda sejak hari ketiga lebaran, Pemkot Samarinda telah mengeluarkan status tanggap darurat. Bahkan, tiga hari yang lalu status darurat diperpanjang hingga tiga hari ke depan.
Banjir terparah merendam pemukiman warga di Kecamatan Samarinda Utara, Sempaja Timur dan Sempaja Utara, korban terdampak mencapai ribuan jiwa.
Banjir juga sempat memutuskan akses utama dari wilayah Kota Samarinda menuju Bandara APT Pranoto Samarinda yang tengah padat saat aktivitas arus mudik lebaran, baru tadi.
Baca Juga: Waspada Penyakit Pasca Banjir
Baca Juga: Layanan Air Bersih ACT Temani Pemulihan Banjir Kotabaru
Editor: Fariz Fadhillah