Tak Berkategori

Masjid Ini Dikeramatkan Warga, Pendirinya Masih Misteri

apahabar.com, RANTAU – Masjid Al Mukarramah atau yang dikenal dengan sebutan Masjid Keramat Banua Halat ini…

Featured-Image
Masjid Al Mukarramah Desa Banua Halat di masa dulu. Foto-dok masjid Al Mukarramah

bakabar.com, RANTAU - Masjid Al Mukarramah atau yang dikenal dengan sebutan Masjid Keramat Banua Halat ini berada di Desa Banua Halat Kiri, Tapin Utara, Kabupaten Tapin. Masjid ini dipercaya sebagai masjid tua di kabupaten tersebut. Saking tuanya, warga tidak mengetahui pasti siapa pendirinya.

Tidak diketahui pasti kapan masjid ini dibangun. Menurut beberapa sumber sejarah, masjid yang dikeramatkan tersebut dibangun Haji Syafrullah atau yang dikenal orang terdahulu sebagai Datu Ujung. Dalam versi lain, pendirinya bernama Haji Mungani Salingnata pada tahun 1840 M.

Seorang pengurus Masjid Al Mukarramah, Yahya (62) meyakini jika pendiri masjid tersebut adalah Datu Ujung. Namun nama asli Datu Ujung tak ada yang mengetahui dengan pasti.

“Saya juga tidak tahu siapa nama asli Datu Ujung,” ujarnya.

Datu Ujung, sambung Yahya, dikenal masyarakat pada masa itu sebagai tokoh ulama yang berderajat wali. Sehingga banyak orang yang mempercayai bahwa dia memiliki banyak karomah (keramat).

Salah satu keramat itu sendiri adalah masjid yang dibangunnya, yakni Masjid Al Mukarramah.

img

Pengurus Masjid Al Mukarramah, Yahya. Foto-bakabar.com/AHC 05

Terkait kekeramatan Datu Ujung, warga sekitar memiliki cerita menarik. Selama pendirian Masjid Al Mukarramah, konon warga yang membantu Datu Ujung telah menyiapkan makan (menanak nasi). Namun, nasi kekurangan lauk (ikan). Datu Ujung pun bermaksud mencari ikan ke daerah Nagara (Hulu Sungai Selatan).

Tentu saja, apa yang diungkapkan Datu Ujung terdengar mustahil di telinga warga. Mana mungkin bisa menempuh Rantau-Nagara hanya dalam hitungan menit.

Singkat cerita, Datu Ujung pun berangkat sendiri. Sementara warga yang ditinggalkan mulai bermusyawarah dan memilih makan terlebih dulu tanpa menunggu Datu Ujung.

Tak berapa lama kemudian, Datu Ujung benar-benar datang dengan ikan yang banyak. Namun beliau dikecewakan, karena warga telah 'mengkhianatinya'. Mereka sudah makan tanpa menunggu dirinya.

Kesal dengan tindakan mereka, Datu Ujung pun menghentakkan kakinya, dan membuat masjid itu bergoyang. Bekas hentakan kaki Datu Ujung itu dipercaya sebagai pemicu miringnya lantai masjid tersebut. Wallahu'alam.

Baca Juga: Masjid Nur Rahman Berdiri Megah di Areal Bandara Syamsudin Noor

Reporter: AHC 05Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner