bakabar.com, BANJARMASIN - Di puncak Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) ke 86, Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) H Sahbirin Noor menceritakan seluk-beluk Provinsi Kalsel dan Banjarmasin.
“Banjarmasin ini lebih tua satu tahun dibandingkan Jakarta,” kata Paman Birin -sapaannya-.
Menurutnya, Kalsel juga merasakan penjajahan oleh Belanda selama kurang lebih 350 tahun. Tak bedanya dengan Jakarta. Hanya saja Kalsel lebih lamban secara pembangunan dibandingkan Jakarta.
“Karena Jakarta itu sebagai Ibu Kota,” ucapnya.
Paman Birin mengaku sangat mengagumi sosok Presiden Joko Widodo dalam menjadi seorang pemimpin. Terlebih dalam memajukan Provinsi Kalimantan Selatan. Itu dibuktikan dengan cara kepemimpinan yang langsung terjun ke masyarakat.
“Begitulah yang diingatkan Presiden Jokowi saat pelantikan di Istana Kepresidenan,” kenangnya.
Baca Juga:Harsiarnas ke-86; Ketua KPI Puji Pariwisata Kalsel
Baca Juga:Harsiarnas ke 86, Gubernur Kalsel: Tingkatkan Pengawasan Media Mainstream
Terkait Harsiarnas ke 86 di Kalsel, Paman Birin mengatakan, dalam kehidupan sehari-hari tak lepas dari fungsi penyiaran, yakni menyampaikan misi dari generasi ke generasi akan datang. Jangan sampai selalu menyampaikan informasi kontroversi dan provokatif.
“Maka itu yang akan merusak generasi,” cetusnya.
Menurutnya, di tengah kemajuan teknologi informasi, maka sangat susah dalam melakukan pengawasan.
“Di sinilah peran dari penyiaran. Namun tetap media penyiaran yang terdepan,” jelasnya.
Pemprov Kalsel, kata dia, sangat mendukung KPI dalam melakukan pembinaan. Terlebih, media penyiaran lokal sangat efektif mengembangkan budaya lokal. Sehingga tak tergerus oleh zaman.
Kemudian, sambung dia, sebagai filter menghadapi suasana yang tak sesuai dengan karakter bangsa.
Dia berharap di momen ini, KPI bukan hanya memperkuat kelembagaan, tapi sebagai momentum bertukar informasi dan pembinaan terhadap lembaga penyiaran.
Baca Juga: KPI Gelar Bimtek Sekolah P3SPS di Banjarmasin
Reporter: Muhammad Robby
Editor: Muhammad Bulkini