bakabar.com, JAKARTA- Korban banjir bandang di Sentani, Jaya pura terus bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut.
89 orang meninggal dunia, 159 orang luka-luka, 74 hilang, dan 6.831 orang mengungsi.
“Sebanyak 159 orang luka-luka yaitu luka-luka 84 orang luka berat dan 75 orang luka ringan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, seperti dilansir detikcom Selasa (19/3/2019).
Baca Juga: Korban Banjir Sentani Jadi 79 Jiwa, Ribuan Warga Mengungsi
Posko Induk Tanggap Darurat mencatat, dari 89 orang meninggal dunia itu, 82 orang meninggal akibat banjir bandang di Kabupaten Jayapura. Sedangkan 7 korban tewas akibat tanah longsor di Ampera, Kota Jayapura.
Sutopo melanjutkan, jumlah korban hilang sebanyak 74 orang. Yakni, 34 dari Kampung Milinik, 20 dari BTN Gajah Mada, 7 dari kompleks Perumahan Inauli, 4 dari Kampung Bambar, 2 dari BTN Bintang Timur, 1 dari Sosial, 1 dari Komba, dan 3 dari Taruna Sosial.
Selain itu, 350 rumah, 3 jembatan, 8 unit drainase, 4 jalan, 2 gereja, 1 masjid, 8 sekolah, 104 ruko, dan 1 unit pasar rusak berat.
Sutopo mengatakan 1.613 personel tim gabungan dari 23 berbagai instansi dan lembaga saat ini masih mengupayakan penanganan bencana banjir bandang tersebut.
Baca Juga: Masuk Komplotan Pencuri, Seorang Caleg di Tangkap Polisi
Hingga kini, jumlah korban terus bertambah mengingat luasnya wilayah yang terdampak bencana.
Dapur umum, pos pelayanan kesehatan, dan posko sudah didirikan. Namun masih diperlukan beberapa kebutuhan mendesak, seperti MCK, air bersih, permakanan, matras, selimut, pakaian layak, genset, peralatan dapur, dan psikososial. Mengingat, jumlah pengungsi yang terus bertambah.
Banyak masyarakat yang memilih tinggal di pengungsian karena trauma dan takut akan adanya banjir bandang susulan. Akibatnya, di beberapa titik pengungsian berjubel pengungsi.
Tercatat ada 6.831 orang pengungsi yang tersebar di 15 titik pengungsian. Pengungsi masih memerlukan bantuan kebutuhan dasar. Sebaran dari 6.831 pengungsi adalah:
Baca Juga: Hasil Analisis Kotak Hitam Ungkap Kecelakaan Ethiopian Air Mirip Lion Air
1. BTN Bintang Timur: 600 orang.
2. BTN Gajah Mada: 1.450 orang.
3. Doyo Baru: 203 orang.
4. Panti jompo: 23 orang.
5. HIS Agus Karitji: 600 orang.
6. Siil: 1.000 orang.
7. Gunung Merah (Posko Induk): 1.391 orang.
8. Asrama himles: 50 orang.
9. Kompi D: 108 orang.
10. Puspenka Hawai: 123 orang.
11. Yayasan Abdi Nusantara: 900 orang.
12. Kampung Netar: 43 orang.
13. Permata Hijau: 120 orang.
14. Panti Jompo: 23 orang.
15. Rindam: 220 orang.
Baca Juga: Umat Kristen Jaga Mesjid di Selandia Baru, PWNU Kalsel: Seperti Banser yang Jaga Gereja
Kepala BNPB Doni Monardo memimpin langsung rapat kordinasi sekaligus evaluasi penanganan bencana banjir bandang Sentani di Jayapura.
“Kita akan memenuhi antara lain air bersih, MCK, selimut, dan matras. Logistik, makan, dan bantuan-bantuan lainnya akan terus ditambah dari bantuan berbagai pihak. Unsur relawan, TNI, dan Polri akan disiagakan di setiap titik pengungsian. Anak-anak yang paling terpenting, jangan sampai ada yang sakit di pengungsian,” terang Doni.
Selama masa tanggap darurat (14 hari), setiap hari akan ada rapat koordinasi untuk mempermudah evakuasi dan penanganan yang efektif. “Setiap hari, pukul 20.00 WIT akan ada rapat kordinasi di kantor Bupati Jayapura yang dipimpin Kalaksa BPBD Pemprov Papua,” ucap Doni.
Baca Juga: Viral, Jasad Kiai di Blitar Utuh Meski Terkubur 31 Tahun
Kepala Basarnas Bagus Puruhito menjelaskan akan terus membantu dalam pencarian orang hilang dan akan mengecek dan meningkatkan pencarian korban. “Kami juga membutuhkan peralatan berat untuk evakuasi dan pencarian korban,” jelasnya.
Editor: Muhammad Bulkini