bakabar.com, MALANG - Kabar 52 warga Ponoroga ke Hijrah ke Malang untuk berlindung dari kiamat mendapat tanggapan Pengasuh Ponpes Miftahul Fallahil Mubtadin M Romli atau Gus Romli.
Ia menampik kabar tersebut. Menurutnya kedatangan 52 warga Ponorogo itu untuk program triwulanan yang diselenggarakan Ponpes Miftahul Fallahil Mubtadin.
“Di sini ini adalah thoriqoh, ada santri yang bermukim (mondok), ada juga jemaah yang datang untuk ikut program triwulanan. Di mulai pada bulan Rajab sampai Ramadan nanti,” kata Gus Romli di Ponpes, Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, Kamis (14/3/2019).
seperti ditulis detikcom, menurutnya, jemaah yang jumlahnya ratusan orang itu dari berbagai daerah termasuk luar Jawa. Ia memastikan setelah mengikuti Thoriqoh Akmaliyah, mereka akan pulang ke rumah masing-masing. "Tujuan mereka ke sini, untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT,” imbuhnya.
Baca Juga:Diduga Menyebarkan 7 Fatwa Thoriqoh Musa, Khotimun Diburu Polisi
Gus Romli pun membantah ia telah mengeluarkan fatwa soal kiamat sudah dekat. Menurutnya ia hanya menyampaikan 10 tanda kiamat yang sudah tertulis dalam Alquran serta Hadist dan banyak disampaikan oleh para ulama.
“Tanda-tanda kiamat juga dijelaskan dalam Alquran dan Hadist, begitu juga dengan tanda-tandanya. Nah, para jemaah di sini, ingin bersama mursyidnya ketika tanda-tanda itu akan terjadi,” ujar Romli.
Tercatat ada sebanyak 573 santri dan jemaah yang berada di Ponpos. Termasuk mereka yang berasal dari Ponorogo. Para jemaah itu membawa serta anggota keluarga mereka.
Sebelumnya diberitakan bahwa 52 warga Ponorogo hijrah ke Malang karena tersihir isu kiamat. Mereka rela menjual harta benda demi bisa berlindung di Ponpes Miftahul Fallahil Mubtadin itu.
Baca Juga:Polisi Temukan 300 Kg Bahan Peledak di Rumah Terduga Teroris di Sibolga
Editor: Syarif