bakabar.com, BATULICIN – Hampir satu tahun lalu, tepatnya pada 1 Maret 2018, masyarakat Tanah Bumbu dibuat terkejut dengan pernyataan mundurnya Mardani H Maming sebagai Bupati Tanah Bumbu.
Pernyataan itu disampaikan Mardani di hadapan puluhan ribu jemaah dalam acara Tanah Bumbu Bersholawat yang digelar di Komplek Cappa Padang, Batulicin.
Mundurnya Mardani sebagai orang nomor satu di Tanah Bumbu kemudian baru benar-benar terjadi setelah Menteri Dalam Negeri, Thahjo Kumolo mengeluarkan Surat Keputusan (SK) pada 3 Juli 2018.
Baca Juga:Ikut Tes Kesehatan, Calon Jemaah Haji Jalan Kaki 1.6 Kilometer
Mardani menyampaikan alasan pengunduran dirinya sebagai bupati karena ia berencana mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI. Namun, dalam perkembangannya, Mardani justru membatalkan keputusannya maju ke Senayan dan ingin lebih fokus untuk urusan bisnis dan keluarga. Mardani menyebut perubahan pemikirannya itu sebagai dinamika politik.
Mundurnya sosok tokoh muda itu jelas menjadi kehilangan yang sangat besar bagi masyarakat di Kabupaten Tanah Bumbu. Mereka kehilangan pemimpin yang berintegritas dan sudah terbukti dicintai oleh rakyatnya.
Namun, meski sudah tidak menjabat sebagai Bupati Tanah Bumbu, Mardani H Maming masih memiliki jalan perjuangan lain. Jaringannya yang luas dan hubungan baiknya dengan banyak pejabat di level nasional sangat menguntungkannya.
Baca Juga:Mengenang Sang Maestro Fadly Zour, Seniman Besar Pencipta Lagu Pambatangan
Hari ini ia juga tercatat masih menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi). Lewat Apkasi, ia masih menyuarakan aspirasi masyarakat daerah ke pemerintah pusat.
Belakangan ia juga ikut menyoroti rusaknya Jalan Nasional di Kabupaten Tanah Bumbu. Ia meminta secara langsung agar Balai Jalan Nasional cepat memperbaiki kerusakan jalan tersebut.
“Walaupun sudah tak menjabat sebagai bupati, tapi hati saya tetap untuk Kabupaten Tanah Bumbu,” ujar Mardani H Maming, kepada bakabar.com, Kamis (14/2/2019).
Faktanya memang demikian. Ada banyak masyarakat di Kabupaten Tanah Bumbu yang rindu dengan kepemimpinan Mardani H Maming yang visioner dan progresif.
Pada era kepemimpinan Mardani H Maming, bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur jalan menjadi prioritas. Program-programnya yang tepat sasaran pun menuai banyak pujian dari masyarakat.
“Jelas kami merasa sangat kehilangan. Selama Pak Mardani jadi bupati kami merasa sangat terbantu dengan pendidikan dan kesehatan gratis. Jangan lupa beliau juga fokus membangun infrastruktur jalan,” ujar Zainal, warga Desa Rejowinangun, Kecamatan Karang Bintang.
Baca Juga:Soal PPPK, Pemkab Tanbu Ikut Arahan Menpan-RB
Setelah melepas jabatan sebagai Bupati Tanah Bumbu, Mardani H Maming juga tampak lebih religius. Ia sering mengundang ulama-ulama besar hadir ke acara haul ayahandanya, H Maming bin Rahing. Tak hanya di Tanah Bumbu, ia juga menggelar selawat bersama di Banjarmasin dan sejumlah daerah di Banua Anam.
Beberapa ulama yang pernah ia undang di antaranya adalah Ustaz Abdul Somad yang baru saja mendapat gelar Syekh dari Habib Lutfi bin Yahya. Kemudian, Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf, Tuan Guru Udin Samarinda, Tuan Guru Bajang.
Tak sekadar mengundang, tetapi Mardani juga menerapkan apa yang disebut sebagai kesalehan sosial. Kepekaan sosialnya makin meluap-luap. Religiusitas yang ditampilkan Mardani H Maming menunjukkan ideologinya yang sangat jelas: nasionalis-agamis.
Reporter: Puja Mandela
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin