bakabar.com, BANJARMASIN – Distribusi bantuan Palang Merah Indonesia (PMI) terhadap korban bencana dinilai masih belum maksimal. Sementara, sejumlah wilayah Indonesia memiliki potensi rawan bencana.
Lantas, pengembangan model dalam proses pendistribusian lama (sentralistik) bakal bergeser ke sistem zonasi logistik (disentralistik).
Pola ini dinilai tepat mengingat wilayah Indonesia sangat luas. Sehingga dapat menghemat tenaga, waktu dan biaya yang dikeluarkan dalam sekali pendistribusian bantuan terhadap korban.
Lalu, tiap titik zona yang telah ditentukan, nantinya akan ada tempat untuk menampung bantuan. Bantuan tersebut tentu saja bukan jenis bahan lekas rusak.
PMI Pusat sendiri terus mencoba melakukan penerapan ini di seluruh Indonesia. Untuk saat ini yang sudah menerapkan zonasi tersebut adalah Provinsi Jawa Barat, Bengkulu dan Kalimantan Tengah.
Sedangkan Kalimantan Selatan sedang dibentuk. Sebelum dibentuk perlu ada standar operasional prosuder (SOP) yang pas. Seperti dilakukan PMI Pusat dalam pertemuannya dengan masing-masing perwakilan PMI di 13 kabupaten/kota di Kalsel, Sabtu (23/2) siang.
“Tentu kami berkaca sekali dari kejadian becana alam di Sulawesi, Lombok kemarin. Ada hal yang tidak terduga, seperti pelabuhan atau bandara yang tidak bisa dipakai akibat bencana,” kata Bidang Sarana Prasaran PMI Pusat, Masfuri disela-sela pengarahan soal zonasi logistik.
Baca Juga: Guru Honorer Tagih Kejelasan Nasib ke Pemko Banjarmasin
Masfuri menambahkan, setiap zonasi ini nantinya akan di letakan gudang penyimpanan logistik milik PMI. Yang di simpan dalam gudang bukan lah makanan, melainkan logistik berupa kebutuhan dasar masyarakat, seperti selimut, sarung, alas tidur dan lainnya.
Di buatnya zona ini adalah adopsi dari pemerintah, yang sebelumnya sudah menetapkan zona berdasarkan provinsi. Nah kata Masfuri, dengan di bentuknya zona ini akan memaksimalkan tugas PMI menyalurkan bantuan pada para korban bencana.
“Barang-barang bantuan sudah berada zona-zona tersebut, jika terjadi bencana nanti secara cepat barang bantuan bisa di distribusikan ke tempat bencana,” terangnya.
Memang diakui Masfuri, PMI saat ini masih menerapkan pendekatan sentralistik. Dari enam gudang regional PMI yang tersebar, membutuhkan waktu yang relatif untuk sampai ke lokasi bencana.
Untuk Kalsel kata dia, rencananya akan ada tiga zonasi yang akan di buat. Tiga zonasi itu di luar dari gudang regional milik PMI yang salah satunya ada di Kalsel. “Pertimbangannya dibuatnya zona adalah pendekatan demografi dan geografis,” sebutnya.
Setiap zona akan ada satu unit gudang yang menyimpan kebutuhan darurat bencana. Sementara itu, Sekretaris PMI Kalsel, Gusti Perdana Kesuma berharap tiga lokasi yang akan di bentuk bisa menyentuh 13 kabupaten/kota. Misalnya di daerah pesisir Kalsel dan Hulu Sungai.
“Sementara masih belum ditetapkan daerah mana, saat ini kita masih bicarakan,” kata Gusti Perdana.
Untuk gudang logistik tersebut harap Gusti Perdana, bisa menampung 50 item barang keperluan. Gudang itu sebutnya minimal sebesar 25 meter persegi.
Untuk gudang zonasi ini memang lebih kecil di banding gudang regional milik PMI. Namun untuk wilayah Kalsel termasuk beruntung, karena punya satu gudang regional Kalimantan yang di letakan di Banjarbaru.
Baca Juga: Deklarasi Geopark Meratus dan Konser SLANK, Ratusan Personel Disiagakan
Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin