Politik

Akbar Tandjung Optimis Golkar Akan Bangkit di Pemilu Nanti

apahabar.com, BANJARMASIN – Wakil Ketua Dewan Kehormatan DPP Golkar, Akbar Tandjung optimis Partai Golongan Karya (Golkar)…

Featured-Image
Ratusan Caleg Lintas Legislatif Kalimantan selatan mendapat arahan dari Wakil Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar Akbar Tandjung.Foto-apahabar.com/ Rizal Khalqi

bakabar.com, BANJARMASIN – Wakil Ketua Dewan Kehormatan DPP Golkar, Akbar Tandjung optimis Partai Golongan Karya (Golkar) akan kembali memenangkan pemilu di tahun 2019 ini.

Hal itu disampaikannya dalam pidato politik di Sekretariat DPD Golkar, Jl Lambung Mangkurat Banjarmasin.

“Saya yakin, Partai Golkar akan bangkit lagi. Pemikiran akan maju lagi dan Insya Allah Golkar akan menang dalam pemilu nanti,” katanya saat memberikan arahan pada 500 caleg di Kalimantan Selatan, Minggu (24/2).

Di hadapan kader calon legislatif DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten Kota Kalimantan Selatan, Akbar Tandjung mengenang perjalanan Partai Golkar di masa pemerintahan Indonesia dulu.

Jatuh-bangun partai berlambang pohon beringin itu, menurut Akbar menjadi modal untuk menghadapi masa-masa yang akan datang.

Dalam pidato politiknya tersebut, politikus senior itu juga menyentil pandangan politik Golkar terhadap ideologi komunis. Golkar disebutkan Akbar, lahir untuk mempertahankan ideologi bangsa, yakni Pancasila, dari gempuran ide-ide terlarang seperti komunisme, marxisme, dan leninisme.

“Golkar itu lahir dalam rangka membela, mempertahankan, mengamankan Pancasila dari kekuatan-kekuatan yang ingin mengubah Pancasila. Oleh karena itu, dalam mempertahankan Pancasila, sangat penting bagi kita untuk mengamalkan Pancasila,” ujar Akbar.

Akbar mengingat, Golkar lahir pada 20 Oktober 1964. Masa itu adalah masa-masa ketika Partai Komunis Indonesia (PKI) berusaha membawa aliran-aliran komunisme di tengah masyarakat.

Golkar, sambungnya, adalah Partai yang mempertahankan Pancasila di balik kekuatan-kekuatan yang ingin mengubah Pancasila.

Oleh sebab itu, Menpora pada era Presiden Soeharto itu menyayangkan jika ada pihak-pihak yang berusaha memunculkan kembali ideologi yang tidak sejalan dengan dasar negara tersebut. Misalnya, dalam kasus terbaru, maraknya buku berunsur PKI yang beredar di Indonesia.

Padahal undang-undang, bahkan ketetapan MPR, jelas-jelas melarang penyebaran ajaran, seperti komunisme, marxisme, dan leninisme. Dia pun menilai wajar jika aparat penegak hukum melakukan penertiban.

Baca Juga:Besaran Biaya Perserta Kampanye Belum Ditetapkan

Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner