Nasional

Sembilan Korban Meninggal Akibat Banjir di Sulsel

apahabar.com, MAKASSAR – Akibat angin kencang dan hujan deras yang mengguyur delapan kabupaten/kota di Sulsel sejak…

Featured-Image
Tim relawan mengevakuasi warga korban banjir di Kelurahan Paccerakkang, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (22/01/2019). Foto-Antara

bakabar.com, MAKASSAR – Akibat angin kencang dan hujan deras yang mengguyur delapan kabupaten/kota di Sulsel sejak 22 – 23 Januari 2019, hingga saat ini, tercatat sembilan orang meninggal dunia, 10 orang dinyatakan hilang dan ribuan warga mengungsi.

“Data yang dihimpun dari Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD) Sulsel di Crisis Media Center, kantor Pemprov Sulsel, ada enam orang meninggal di Kabupaten Gowa dan tiga orang meninggal di Kabupaten Maros,” kata Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulsel, Deevo Khaddafi, di Makassar, seperti dikutip dari Antara, Rabu (23/1/2019).

Baca Juga:Penanganan Banjir Masuk Musrenbang Pemurus Dalam

Sementara kabupaten/kota di Sulsel yang terkena dampak banjir, terdapat delapan daerah yakni Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Maros, Pangkep, Barru dan Kota Makassar.

Dalam memudahkan pendistribusian dan informasi satu pintu terkait bencana alam yang terjadi di Sulsel, Crisis Media Center dibuka mulai Rabu (23/1/2019).

“Perbaikan data korban maupun kerugian yang ditimbulkan akibat banjir ini dapat diakses melalui Crisis Media Center,” katanya.

Khusus kerugian berupa kerusakan areal persawahan akibat banjir di Kabupaten Maros mencapai 8.332 hektare dan di Kabupaten Gowa seluas 3.973 hektare.

Sementara untuk membantu korban terdampak banjir dalam memenuhi kebutuhan konsumsinya, Deevo mengatakan, sesuai arahan Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah, maka pihak Perum Bulog Sulsel telah menyalurkan sebanyak 20 ton beras kepada korban bencana.

Sedang untuk lokasi pengungsian, masyarakat yang tersebar di delapan kabupaten/kota itu memanfaatkan tempat yang dinilai aman atau cukup tinggi seperti masjid, kampus dan kantor-kantor pemerintah.

Data yang dihimpun di lapangan, ketinggian air yang rata-rata setinggi lutut hingga dada orang dewasa di Kabupaten Maros belum surut, karena bersamaan dengan kondisi pasang air laut.

Baca Juga:Kurangi Banjir, Kaltim Coba Kolam Retensi

Editor: Aprianoor



Komentar
Banner
Banner