bakabar.com, MANCHESTER – Lima kemenangan beruntun Manchester United membuktikan kemampuan Ole Gunnar Solskjaer bukan pelatih sembarangan. Dari tangan dinginnya, Setan Merah tampil menggigit.
Cardiff, Huddersfield, Crystal Palace, Newcastle, dan terakhir adalah Reading, yang jadi korban agresifnya Setan Merah.
Hasil tersebut membuat Solskjaer sejajar dengan Sir Busby yang mencatatkan rekor itu pada musim 1946/1947.
Ada perbedaan signifikan sejak MU dilatih Solskjaer. Dengan komposisi dan formasi sama seperti Mourinho, namun Solskjaer tidak membiarkan lawan memainkan bola dengan bebas. Saat menguasai bola, pemain MU juga cenderung mempertahankan bola selama mungkin. Saat kehilangan bola, penggawa the Red Devils wajib untuk mendapatkannya kembali.
Saat menyerang pun jarak para pemain MU tak akan terlalu jauh. Paling tidak ada empat sampai lima pemain yang berdekatan untuk bisa mencari peluang.
Beda dengan Mourinho, selalu memerintahkan para pemainnya mencari ruang dengan jangkauan yang jauh. Alhasil, MU kerap memainkan direct ball ke depan gawang lawan.Sebab para pemain kesulitan untuk mencari kawan.
Strategi tersebut membuat MU kerap kewalahan berhadapan dengan tim yang punya kecepatan seperti Manchester City dan Liverpool. Bahkan saat lawan menguasai bola, para pemain MU cenderung berada di belakang garis tengah.
Hal itu berbeda dengan strategi Solskjaer yang paling tidak selalu memerintahkan pemainnya naik ke atas. ”Itu selalu menjadi cara yang saya suka saat bermain sepak bola. Bawa bola ke bagian pertahanan lawan sesegera mungkin, secepat Anda bisa,” kata Solskjaer dikutip dari laman resmi klub, Ahad (6/1).
Namun yang paling penting adalah kepercayaan diri pemain. Sebelumnya Mourinho selalu mengeluh bahwa tidak punya pemain yang baik dalam bertahan. Sehingga, itu membuat Mou selalu ragu untuk menyerang karena ia merasa timnya tidak memiliki keseimbangan baik bertahan maupun menyerang.
Sebaliknya, Solskjaer memberikan kepercayaan penuh pada pemainnya. Pemain semisal Pogba, Phil Jones, maupun Romelu Lukaku dibuat percaya diri olehnya. Karena yang terpenting bagi Solskjaer adalah para pemainnya punya kecepatan dan kekuatan.
Solskjaer meyakini bahwa pemain seperti Pogba, Anthony Martial, Alexis Sanchez, Lukaku, hingga Marcus Rashfod punya kecepatan. Bahkan ia mengilustrasikan para pemain tersebut seperti mantan pemain MU di era kejayaannya, seperti Andy Cole, Dwight Yorke, Ryan Giggs, hingga David Beckham.
”Kecepatan dan kekuatan, Manchester United, itulah kami. Kami menyerang dengan cepat dan itu filosofi saya,” tegasnya.
Meski demikian, Solskjaer tak ingin larut dalam pujian. Pasalnya pekan depan lawan Tottenham Hotspur akan menjadi ujian sesungguhnya bagi Solskjaer.
Lawan Spurs akan menjadi yang perdana bagi pelatih berusia 45 tahun itu berhadapan dengan tim di posisi enam teratas.
Sumber: republik.co.id
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin