Tak Berkategori

BBM Satu Harga Bakal Pacu Ekonomi Desa Bajayau

apahabar.com, KANDANGAN – Masyarakat Desa Bajayau di Kecamatan Daha Barat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan telah menikmati…

Featured-Image
ILUSTRASI: Sebuah mobil tangki mengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) melintasi kawasan Siantan usai dilepas Presiden Joko Widodo dari Terminal BBM Pertamina Pontianak, Jumat (29/12/2017). ANTARA. Foto-Jessica Helena Wuysang

bakabar.com, KANDANGAN – Masyarakat Desa Bajayau di Kecamatan Daha Barat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan telah menikmati harga bahan bakar minyak yang lebih murah, setelah SPBU penyalur satu harga resmi beroperasi, November 2018 silam.

Camat Daha Barat, Kusuari mengatakan diresmikannya SPBU penyalur BBM satu harga dapat menolong upaya peningkatan ekonomi warga sekitar. “Mereka juga kini dimudahkan dalam memperoleh BBM yang lebih murah,” jelasnya kepada bakabar.com, Selasa (8/1) siang.

Kusuari menjelaskan, sebelum beroperasinya SPBU tersebut, harga BBM di sana mencapai Rp8 ribu sampai 10 ribu/liter untuk jenis premium. “Dan kini hanya sekitar Rp6 ribuan per liter," pungkasnya.

Diketahui, Desa Bajayau serupa dengan Desa Loksado menjadi dua wilayah tertinggal, terdepan, dan terpencil (3T) di Kalimantan Selatan yang disasar Pertamina untuk program BBM Satu Harga.

Baca Juga:'Sempat Teraniaya', Rupiah Bangkit di Awal 2019

Kecamatan Daha Barat berada 45 Km dari Kota Kandangan. Untuk menjangkaunya, mesti melalui Pasar Nagara dulu, sehingga diperkirakan lebih jauh dibandingkan ke Loksado.

Region Manager Communication dan CSR Pertamina Kalimantan Yudi Nugraha mengatakan, upaya pihaknya membantu pemerintah menyelaraskan harga BBM di seluruh penjuru Indonesia sudah maksimal.

Tercatat pada 2018 lalu, Pertamina berhasil mencapai target yang diberikan oleh pemerintah. Dari 67 titik lembaga penyalur BBM Satu Harga, hingga pengujung tahun lalu perusahaan pelat merah tersebut berhasil mencapai 69 titik.

Alhasil, SPBU di sana menjadi penyalur bbm satu harga ke-96 dari total 160 titik yang ditargetkan pemerintah hingga pengujung 2019 ini. Walau demikian Yudi mengakui program ini belum terlaksana maksimal di seluruh Indonesia, dan masih perlu dilakukan secara bertahap.

"BBM Satu Harga ini-kan upaya pemerintah di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) intinya bertahap lah," ujar Yudi pada bakabar.com.

Baca Juga:Berkat Pelindo, Rini Bisa Pasarkan Amplang di Ritel Modern

Reporter: Nasrullah HSS
Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner