Religi

Pemimpin Pemberontak: Aku Menyerah dengan Tuan Guru Zainal Ilmi

apahabar.com, BANJARMASIN – Layaknya air yang memadamkan panasnya api, begitulah kiranya kelembutan akhlak memadamkan amarah yang…

Featured-Image
Tuan Guru Zainal Ilmi. Foto-aladamyarrantawie.blogspot.com

bakabar.com, BANJARMASIN - Layaknya air yang memadamkan panasnya api, begitulah kiranya kelembutan akhlak memadamkan amarah yang berapi-api.

Kelembutan akhlak yang mampu memadamkan api amarah ditunjukkan KH Zainal Ilmi atau yang juga dikenal dengan Tuan Guru Zainal Ilmi, ketika berhadapan dengan pimpinan pemberontak pasca kemerdekaan.

Untuk diketahui, Tuan Guru Zainal Ilmi adalah Penasehat Badan Pemulihan Keamanan di tahun 1956. Sehingga beliau sering melakukan lawatan ke berbagai daerah rawan konflik untuk menenangkan masyarakat agar tidak ikut-ikutan melakukan perlawanan.

Diungkapkan seorang pengajar di Pondok Pesantren Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, Dalam Pagar Martapura, KH Muhammad Fadlan, Tuan Guru Zainal Ilmi pernah berhadapan langsung dengan pimpinan pemberontak bernama Raden.

"Pemberontak di Banjar kala itu lebih dikenal dengan sebutan gerombolan," ujar Guru Fadlan -akrab ulama itu disapa.

Baca Juga: Kapal Datu Kelampayan Hampir Tenggelam, Ternyata Jin Ini Pelakunya

Pasukan gerombolan ini, lanjut Guru Fadlan, sebelumnya adalah pejuang kemerdekaan. Namun setelah merdeka, mereka tidak mendapat tempat dalam perekrutan penjaga keamanan negara.

"Tentara Indonesia waktu itu memiliki standart baru, salah satunya tinggi badan," kata Guru Fadlan.

Dengan ketentuan itu, para pejuang yang tak masuk dalam ketentuan Tentara Indonesia yang telah dibuat pusat, merasa tidak dihargai. Mereka pun memberontak.

Hal ini, sambung Guru Fadlan, rupanya diketahui Tuan Guru Zainal Ilmi. Maka dalam beberapa kunjungannya ke daerah-daerah rawan, salah satunya daerah Karang Intan Martapura, beliau menyampaikan simpatinya kepada para pejuang yang merasa dikucilkan itu.

Tanpa diduga, sambutan manis pun diungkapkan seorang pimpinan pemberontak yang tak lain adalah Raden, dia berujar: Saya menyerah dengan Tuan Guru Zainal Ilmi.

"Karena mereka menyerah denganku, aku meminta kepada pemerintah, agar mereka tidak ditangkap, dan carikan pekerjaan yang layak untuk mereka," ucap Tuan Guru Zainal Ilmi

Mendengar permintaan Tuan Guru Zainal Ilmi, pemerintah pun tidak memenjarakan Raden dan anak buahnya. Mereka dicarikan pekerjaan yang layak.

"Yang saya tahu, Raden kemudian diberdayakan menjadi penjaga penjara," ungkap Guru Fadlan.

Baca Juga: Babad Lombok Sebut Dilembu Mangku Rat Penyebar Islam di Banjarmasin

Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner