Tak Berkategori

‘Dilan’ dan ‘Ahok’, Film Lokal Paling Dicari 2018

apahabar.com, JAKARTA – Dilan 1990 dan A Man Called Ahok menjadi bagian dalam daftar film paling…

Featured-Image
Google mencatat, di antara banyak film Hollywood yang dicari penduduk Indonesia selama 2018, terselip film ‘Dilan 1990’ dan ‘A Man Called Ahok’ di dalamnya. Foto-cnnindonesia.com

bakabar.com, JAKARTA – Dilan 1990 dan A Man Called Ahok menjadi bagian dalam daftar film paling dicari di Indonesia selama 2018, menurut data perusahaan teknologi Google.

Berdasarkan rilis yang diterima CNNIndonesia.com, hanya dua film ini yang merupakan hasil karya produksi lokal di tengah deretan film Hollywood seperti Avengers: Infinity War, The Nun, Black panther, Venom, Deadpool, Crazy Rich Asian, A Quiet Place, serta Jurassic World.

Pencarian atas film yang diadaptasi dari buku Dilan, Dia Dilanku Tahun 1990 karya Pidi Baiq itu tampaknya meningkat setelah mencapai kesuksesan sebagai film dengan jumlah penonton terbanyak pada awal tahun ini. Seperti yang dilansir CNN Indonesia, predikat itu bahkan bertahan hingga hari ini, Jumat (14/12).

Film yang dibintangi Iqbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla ini berhasil meraih 6.315.664 penonton, menurut data situs filmindonesia.or.id.

Dilan 1990 merupakan film yang bercerita tentang kisah cinta remaja. Karakter utamanya adalah Dilan (Iqbaal Ramadhan), siswa SMA di Bandung yang berupaya mendekati Milea (Vanesha Prescilla), siswa pindahan dari Jakarta.

Baca Juga :Adipati Dolken Belajar jadi Sutradara

Tingkah tak terduga Dilan yang melancarkan rayuan-rayuan menggelitik membuat Milea mabuk kepayang. Milea yang mulai penasaran akhirnya jatuh cinta dengan ketua geng motor yang awalnya ia anggap aneh itu.

Sebelumnya, tak sedikit yang meragukan kepiawaian Iqbaal dalam berakting terutama untuk memerankan karakter Dilan yang kadung dikenal penggemar Pidi Baiq.

Namun Iqbal tampaknya berhasil memecahkan keraguan tersebut sehingga film Dilan 1990 sukses mendulang penonton.
Sementara, pencarian atas film A Man Called Ahok meningkat karena kontroversi atas sosok mantan Gubernur DKI Jakarta itu sendiri. Saat film itu dirilis, Ahok masih mendekam di balik jeruji karena kasus penistaan agama.

Meski disebut tak bermuatan politik, film ini tetap mengundang pro dan kontra.

Film yang diarahkan sutradara Putrama Tuta menjelaskan A Man Called Ahok fokus bercerita tentang kehidupan Ahok di Belitung Timur dari SMP sampai menjadi Bupati.

Kisah itu turut diadaptasi dari buku berjudul sama karya Rudi Valinka alias Kurawa. Buku tersebut berisikan kumpulan cuitan Kurawa lewat Twitter tentang kehidupan lampau Ahok di Belitung Timur.

Baca Juga :Diterima 'GGS', Roger Danuarta Merasa Ganteng

Sumber : cnnindonesia.com
Editor : Aprianoor



Komentar
Banner
Banner