bakabar.com, HONG KONG – Ratusan petugas yang mengenakan jas putih, masker, sarung tangan dan membawa tangki berisi karbon dioksida disebar ke seluruh penjuru Hong Kong. Mulai Senin 29 Desember 1997, mereka mendatangi peternakan ayam, di tengah kota maupun yang ada di pelosok.
Tugas mereka adalah untuk membantai semua ayam dan sejumlah unggas lain yang ada di bekas wilayah protektorat Inggris Raya itu. Tujuannya adalah menghentikan virus ‘flu burung’ misterius yang bisa menular ke manusia. Kala itu, sudah ada empat kematian akibat avian influenza.
Baca Juga:Gempa 7,1 SR Filipina Dirasakan Warga Talaud
Lebih dari 250 ribu ayam dibantai di hari pertama. Hewan-hewan tersebut, beserta unggas lain, dimasukkan dalam kantung plastik besar. Kemudian, karbon dioksida dialirkan ke dalamnya hingga mereka mati lemas.
Bangkai unggas yang mati disterilisasi terlebih dahulu sebelum dibuang ke delapan lokasi tempat pembuangan sampah yang ada di sana. Sejak saat itu, selama beberapa pekan, stok ayam segar menghilang dari Hong Kong.
“Ini adalah kerja lapangan,” kata juru bicara Departemen Pertanian dan Perikanan Hong Kong (AFD), seperti dikutip dari CNN.com. “Kami melakukan lebih dari satu juta hal pada waktu yang bersamaan.”
Sejak awal pemerintah berencana memusnahkan, mendisinfeksi, dan mengubur ayam-ayam di Hong Kong, yang jumlahnya mencapai 1,3 juta. Selain itu, bebek, angsa, burung puyuh, merpati, dan lainnya — yang dipelihara dekat kandang ayam — juga jadi sasaran.
“Semua orang sibuk dengan operasi ini. Kami harap bisa merampungkannya dalam satu setengah hari,” tambah juru bicara AFD.
Baca Juga:Hubungan Mencair, Cina Mulai Impor Beras Amerika
Berbeda dengan para petugas pemerintah yang terjun ke lapangan dengan ‘perlengkapan tempur’, para pedagang dan pekerja yang dilibatkan dalam operasi tak dilengkapi masker dan sarung tangan. Mereka membunuh ayam dengan cara menyembelihnya.
Tak hanya membantai ayam-ayam, pemerintah juga mendirikan klinik khusus untuk memeriksa para pekerja dari 160 peternakan ayam dan 997 kios yang menjual unggas.
Pemerintah berjanji akan memberikan kompensasi pada peternak dan pedagang yang merugi akibat penjualan ayam, yang jadi salah satu daging favorit di Hong Kong, merosot tajam.”Bagiku tak masalah,” kata seorang pedagang. “Pemerintah membeli semua daganganku.
Namun, penjual lainnya merasa keberatan. “Kalau pemerintah ingin melakukan operasi seperti ini, sebaiknya dari jauh-jauh hari ada pemberitahuan,” kata dia. “Kami terlanjur membeli dagangan dan harus rugi bandar.
Sebelumnya, pada 24 Desember 1997, Hong Kong menghentikan impor ayam dari China Daratan, yang memasok sekitar 80 persen ayam di Hong Kong, karena khawatir unggas yang masuk membawa virus.
“Sistem tersebut untuk memastikan bahwa tidak ada ayam yang terinfeksi masuk ke pasar di Hong Kong. Setiap stok yang ditemukan terinfeksi akan dihancurkan,” kata Direktur Lembaga Agrikultur Hong Kong, Lessie Wei seperti dikutip dari BBC News.
Baca Juga:1.709 Pelajar di Malaysia Positif Narkotika
Sumber: Liputan6.com
Editor: Syarif