bakabar.com, BANJARMASIN – Menguatnya posisi dolar terhadap rupiah menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi para pelaku usaha, tak terkecuali di Banjarmasin.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Kalsel menilai perlu solusi fundamental untuk kembali menguatkan rupiah.
Wijaya Kusuma Prawirakarsa Wakil Ketua Umum Kadin Kalsel menilai, gejolak tahun politik 2019 mendatang turut mempengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Ia mendorong pemerintah untuk segera menstabilkan kondisi tersebut.
Di luar itu, pihaknya siap membantu pemerintah saat ini. Karena dalam UU No 1 tahun 1987 tentang Kadin yang merupakan mitra pemerintah.
“Apabila kami tidak dimanfaatkan sebagai mitra, maka gimana Kadin harus membantu,” kata pengusaha konstruksi ini dihubungi, Selasa (27/11/2018).
Kata dia, Presiden RI Joko Widodo bersama Menteri Keuangannya berjanji menstabilkan nilai tukar Rupiah terhadap beberapa mata uang lainnya.”Janji itu bukan di mulut saja, tapi realisasikan menjadi kenyataan.
Mudahan saja beberapa saat lagi Pak Jokowi bisa menunjukan prestasinya,” jelasnya. Ia mengakui kondisi keuangan ini sangat memilukan bagi kehidupan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Sebab, turunnya nilai tukar rupiah ini cukup mempengaruhi kenaikan harga bahan pokok kebutuhan hidup.Mengutip Bisnis.com kemarin, kenaikan harga di Banjarmasin umumnya terjadi pada komoditas telur.
Baca Juga: Rupiah Terdampar ke Dasar Klasemen Mata Uang Asia
Kenaikan terjadi pasca momen maulid. Harga telur di pasaran kembali merangkak naik sepekan terakhir. Di Pasar Sentral Antasari Banjarmasin, dari empat jenis telur harganya kini dijual sebesar Rp23.000 – Rp25.000 perkilo, padahal sebelumnya hanya Rp20.000 perkilo.
Baca Juga:Rupiah Kian Lemah, Dolar AS Tembus Rp 14.500
Kemudian Telur Itik dari Rp1.800 perbiji, menjadi Rp2.300 – Rp2.500 perbiji. Sementara kondisi serupa juga terjadi Pasar Lama Banjarmasin. Pantauan media ini, rupiah belum bisa menanggalkan gelar sebagai mata uang terlemah di Asia.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah bahkan masuk jajaran mata uang terlemah di Asia.
Pada Selasa (27/11/2018), US$ 1 dibanderol Rp 14.510 kala penutupan pasar spot. Rupiah melemah 0,28% dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya.
editor: Fariz
reporter Bahaudin