bakabar.com, BANJARMASIN– Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Balikpapan meminta, kasus pembunuhan Dufi diusut tuntas oleh polisi.
Apakah ada indikasi ini berkaitan dengan profesi Dufi sebagai bekas pewarta? Ketua AJI Kota Balikpapan Devi Alamsyah meminta polisi serius mendalami hal itu.
“Ini pembunuhan sadis. AJI jelas mengutuk peristiwa tersebut dan mendorong aparat kepolisian untuk segera mengusut tuntas pelaku pembunuhan tersebut,” jelasnya kepada media ini, pagi tadi.
Berita terkait: Dufi Eks Wartawan yang Ditemukan Dalam Drum Dimakamkan
Dikutip dari, Tirto.id, kakak kandung Dufi, Fadhilah Zaidie atau yang akrab disapa Fadil, mengaku keluarga kerap mendengar berbagai spekulasi soal penyebab kematian pria 43 tahun itu.
Salah satu spekulasi yang muncul adalah kematian Dufi dikaitkan dengan pemberitaan mobil Esemka di Stasiun Televisi Muhammadiyah.
Dufi diketahui pamit dari rumah di Gading Serpong, Tangerang, pada Jumat (16/11) pagi. Sekitar pukul 09.00 WIB, Dufi mengabari istrinya, Bayu Yuniarti, sudah berada di Stasiun Rawa Buntu.
Berita terkait: MrX Ditemukan Tak Bernyawa di Sungai Tabuk
Tapi setelah itu, Dufi, yang mengaku hendak ke TV Muhammadiyah di Menteng, Jakpus, tak lagi mengirim kabar. Pesan WhatsApp istrinya pada Jumat (16/11) sore tidak sampai.
Dua hari tanpa kabar, keluarga Dufi dikagetkan oleh penemuan mayat di dalam drum di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, pada Minggu (18/11) sekitar pukul 06.00 WIB.
Menukil pernyataan dari TV Muhammadiyah, kata Devi, Dufi tidak pernah diketahui sedang menjalankan tugas liputan. “Kemungkinan tidak ada indikasi terkait pemberitaan,” jelasnya.
Meski belum diidentifikasi terkait profesi, menurutnya, tetap harus menjadi perhatian polisi. “Mengingat latar belakangnya pernah menjadi jurnalis,” jelasnya.
Devi mengatakan, segala bentuk tindakan represif terhadap profesi jurnalis, yang mengancam kemerdekaan pers, maupun kebebasan berpendapat sebagaimana diatur dalam UU No. 40/1999 tentang Pers mesti ditentang.
Diberitakan, Dufi ditemukan tewas di dalam drum di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, pada Minggu (18/11) sekitar pukul 06.00 WIB. Personel Polsek Klapanunggal langsung membawa jasad korban ke RS Polri.
Keluarga datang ke RS Polri untuk memastikan bahwa korban yang mayatnya ditemukan dalam drum di Bogor benar-benar Dufi.”Tidak ada satu identitas yang melekat di tubuh kakak kami, hanya sepatu. Itu pun sebelah,” ujar adik Dufi, Ali Ramdoni.
Sedangkan dari hasil autopsi ditemukan luka senjata tajam di tubuh Dufi. “Ditemukan pada leher, punggung dan dada,” ujar Kepala Forensik RS Polri Kombes Edy Purnomo, Senin (19/11).
Reporter: Fariz Fadhillah
Editor: Zainal MN