bakabar.com, BANJARMASIN – Kondisi yang menimpa 17 Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kota Banjarmasin layak menjadi alarm bagi pemerintah daerah dan pemangku kebijakan pendidikan.
Fakta bahwa belasan sekolah harus membuka jalur pendaftaran offline karena minimnya peminat, setelah sistem zonasi diberlakukan.
Salah satu kasus paling mencolok adalah SMPN 32 Banjarmasin, yang terletak di wilayah pinggiran Banjarmasin Utara.
Dengan kuota 96 siswa, sekolah ini baru menerima 23 peserta didik baru.
“Melalui jalur online, hanya ada 21 siswa yang mendaftar. Jalur offline baru menambah 2 siswa lagi. Jadi, saat ini kami baru memiliki 23 siswa," ujar Kepala SMPN 32 Banjarmasin, Suriasa.
Keterangan Suriasa membuka realitas pahit yang selama ini mungkin terabaikan. Letak geografis yang dianggap jauh serta rendahnya lulusan SD di kawasan sekitar jelas menyulitkan.
"lokasi sekolah yang dianggap jauh dan minimnya jumlah lulusan SD di wilayah sekitar menjadi faktor utama kurangnya pendaftar," ucapnya.
Kondisi ini bukan kasus tunggal. SMPN 10 Banjarmasin, meski berada di kawasan Banjarmasin Tengah yang relatif lebih strategis, juga mengalami masalah serupa.
Dari kuota 224 siswa untuk delapan rombongan belajar, hanya 90 siswa yang mendaftar saat jalur online ditutup.
"Kami perkirakan jumlah ini akan bertambah menjadi sekitar 150 siswa melalui jalur offline," tutur Kepala sekolah, Syahrida.
Langkah promosi pun harus ditempuh.
"Promosi lewat media sosial terus kami lakukan selama jalur offline dibuka. Kami berharap ini dapat membantu menambah jumlah pendaftar," ucapnya.
Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarmasin memperpanjang Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Ajaran 2025/2026.
Perpanjangan SPMB kali ini dilaksanakan secara Offline, khusus bagi sekolah yang belum memenuhi kuota pendaftaran.
Perpanjangan SPMB itu disampaikan oleh Plt Kepala Disdik Banjarmasin, Ryan Utama melalui Surat Edaran Nomor : 400.3.5/5179-P.SMP/Dipendik/2028.
Dijelaskannya bahwa perpanjangan pendaftaran tersebur bertujuan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas kepada calon peserta didik.
"Khususnya yang belum sempat mendaftar atau belum tertampung di sekolah tujuan," pungkasnya.